Tampilkan postingan dengan label pengetahuan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pengetahuan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 17 Mei 2012

Uji Kandungan Formain



PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsumsi bakso, tahu dan mie pernah menurun pada saat beredarnya bakso, tahu dan mie yang mengandung formalin. Formalin adalah nama dagang dari campuran formaldehid, metanol dan air. Formalin yang beredar di pasaran mempunyai kadar formaldehid yang bervariasi, antara 20% - 40%. Formalin memiliki kemampuan yang sangat baik ketika mengawetkan makanan, namun walau daya awetnya sangat luar biasa, formalin dilarang digunakan pada makanan.
Formalin sudah lama dikenal sebagai zat pengawet jaringan yang di dalam dunia kedokteran digunakan sebagai pengawet jaringan yang harus dikirim oleh dokter ahli bedah ke laboratorium untuk diperiksa secara mikroskopik dalam penegakkan diagnosis. Dalam pendidikan kedokteran formalin juga digunakan sebagai pengawet jenazah agar dapat digunakan sebagai bahan praktikum. Penggunaan formalin selain di bidang kedokteran oleh masyarakat misalnya untuk mengawetkan hewan seperti burung, tupai, berang-berang, kera, ular, kupu-kupu, dan bahkan harimau atau kijang. Hal tersebut memungkinkan ada sebagian anggota masyarakat yang berfikir, jika formalin dapat mencegah membusuknya burung dan bahkan kijang, formalin tentu juga dapat mengawetkan bakso, tahu dan mie sehingga tidak cepat basi. Mereka tidak berfikir jauh bahwa di samping dapat berguna sebagai pengawet, formalin juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Formalin sangat berbahaya bagi kesehatan, bagi tubuh manusia diketahui sebagai zat beracun, karsinogen (menyebabkan kanker), mutagen yang menyebabkan perubahan sel dan jaringan tubuh, korosif dan iritatif. Uap dari formalin sendiri berbahaya jika dihirup oleh saluran pernafasan dan juga sangat berbahaya dan iritatif jika tertelan oleh manusia. Untuk mata, seberapa encerpun formalin ini tetap iritatif. Jika sampai tertelan, orang tersebut harus segera minum air sebanyak mungkin dan diminta memuntahkan isi lambung.

1.    Sejarah
a)    Sejarah Bakso

Bakso atau baso adalah jenis bola daging yang paling lazim dalam masakan Indonesia. Bakso umumnya dibuat dari campuran daging sapi giling dan tepung tapioka, akan tetapi ada juga baso yang terbuat dari daging ayam, ikan, atau udang. Dalam penyajiannya, bakso umumnya disajikan panas-panas dengan kuah kaldu sapi bening, dicampur mi, bihun, taoge, tahu, terkadang telur, ditaburi bawang goreng dan seledri. Bakso sangat populer dan dapat ditemukan di seluruh Indonesia; dari gerobak pedagang kaki lima hingga restoran besar. Berbagai jenis bakso sekarang banyak di tawarkan dalam bentuk makanan beku yang dijual di pasar swalayan dan mall-mall. Irisan bakso dapat juga dijadikan pelengkap jenis makanan lain seperti mi goreng, nasi goreng, atau cap cai.
Bakso memiliki akar dari seni kuliner Tionghoa Indonesia hal ini ditunjukkan dari istilah Bakso berasal dari kata Bak-So, dalam Bahasa Hokkien yang secara harfiah berarti 'daging babi giling'. Karena kebanyakan penduduk Indonesia adalah muslim, maka bakso lebih umum terbuat dari daging halal seperti daging sapi, ikan, atau ayam. Seiring berkembangnya waktu, istilah bakso menjadi lebih dikenal dengan 'daging giling' saja. Kini, kebanyakan penjual bakso adalah orang Jawa dari Wonogiri dan Malang. Tempat yang terkenal sebagai pusat Bakso adalah Solo dan Malang yang disebut Bakso Malang.

•    Macam-macam Jenis Bakso
Bakso urat     : bakso yang diisi irisan urat atau tendon dan daging tetelan kasar.
Bakso bola tenis atau bakso telur : bakso berukuran bola tenis berisi telur ayam rebus
Bakso gepeng: bakso berbentuk pipih
Bakso ikan    : bakso berbahan daging ikan
Bakso udang    : bakso berbahan dari udang
Bakso Malang: hidangan bakso dari kota Malang , Jawa Timur; lengkap dengan mi kuning, tahu, siomay, dan pangsit goreng
Bakso keju    : bakso resep baru berisi keju
Bakso Bakar    : bakso yang diolesi bumbu khusus dan dibakar langsung (tanpa arang) dan disediakan bersama potongan ketupat dan kuah kaldu yang hangat dan bumbu kacang. Biasanya bumbu oles sebelum dibakar merupakan salah satu yang menentukan enak atau tidaknya bakso bakar.

b)    Sejarah Tahu
Tahu adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan dan diambil sarinya. Tahu adalah kata serapan dari bahasa Hokkian (tauhu) (Hanzi:
豆腐, hanyu pinyin: doufu) yang secara harfiah berarti “kedelai yang difermentasi”. Tahu pertama kali muncul di Tiongkok sejak zaman Dinasti Han sekitar 2200 tahun lalu. Penemunya adalah Liu An yang merupakan seorang bangsawan, cucu dari Kaisar Han Gaozu, Liu Bang yang mendirikan Dinasti Han. Dibawa para perantau China, makanan ini menyebar ke Asia Timur dan Asia Tenggara, lalu juga akhirnya ke seluruh dunia. Sebagaimana tempe, tahu dikenal sebagai makanan rakyat. Beraneka ragam jenis tahu yang ada di Indonesia umumnya dikenal dengan tempat pembuatannya, misalnya tahu Sumedang dan tahu Kediri.
Salah satu teori yang menjelaskan bagaimana tahu pada awalnya terbentuk adalah proses pengumpalan tahu terjadi secara kebetulan. Bila membuat sup dari puree kedelai biasanya harus diberi bumbu. Bila sup tersebut diberi garam kemungkinan besar mengandung nigari (garam alami). Dengan adanya garam biterrn (nigari) maka penggumpalan tahu segera terjadi, garam yang sengaja ditambahkan ternyata dapat menggumpalkan tahu. Para tukang masak kemudian mengambil ampas tahu, agar mendapat tahu yang lebih lembut dengan tekstur yang indah. Tahap berikutnya adalah dengan pengepresan, membantu makan lebih tahan segar dalam waktu yang cukup lama.
Contoh tahu :
•    Tahu Bulat
adalah makananyaitu sejenis tahu yang bentuknya bulat seperti bola pingpong hanya tahu ini telah dicampuri dengan bumbu-bumbu dan bahan lainnya sehingga tahu ini memiliki rasa yang gurih dan enak .

c)    Sejarah Mie
Mie merupakan salah satu jenis makanan yang paling populer di Asia khususnya di Asia Timur dan Asia Tenggara. Menurut catatan sejarah, mie pertama kali dibuat di daratan Cina sekitar 2000 tahun yang lalu pada masa pemerintahan dinasti Han. Dari Cina, mie berkembang dan menyebar ke Jepang, Korea, Taiwan dan negara-negara di Asia Tenggara bahkan meluas sampai kebenua Eropa. Menurut buku-buku sejarah, di benua Eropa mie mulai dikenal setelah Marco Polo berkunjung ke Cina dan membawa oleh-oleh mie. Namun pada perkembangannya di Eropa mie berubah menjadi pasta seprti yang kita kenal saat ini.
Sesungguhnya seni menggiling gandum telah lebih dahulu berkembang di Timur Tengah, seperti di Mesir dan Persia. Logikanya mie juga mula-mula berkembang di sana dan diajarkan sebagai sebagai lembaran-lembaran tipis menyerupai mie. Pada awalnya mie diproduksi secara manual, baru pada tahuan 700-an sejarah mencatat terciptanya mesin pembuat mie berukuran kecil dengan menggunakan alat mekanik. Evolusi pembuatan mie berkembang secara besar-besaran setelah T.Masaki pada tahun 1854 berhasil membuat mesin pembuat mie mekanik yang dapat memproduksi mie secara masal. Sejak saat itu, mie mengalami banyak perkembangan, seperti di Cina mulai diproduksi mie instant yang dikenal dengan nama Chicken Ramen dan di Jepang muncul Saparo Ramen (1962).

B. Tujuan Penelitian
1.    Mengidentifikasi kandungan formalin dalam sample bakso, tahu, dan mie yang diambil dari beberapa pedagang.
2.    Mengetahui ada tidaknya formalin dalam bakso, tahu dan mie.
3.    Mengetahui langkah-langkah kerja dalam menganalisa kandungan formalin

C. Alat dan Bahan
Alat :
1.    Pipet
2.    Gelas ukur
3.    Pengaduk
4.    Tabung reaksi
5.    Rak Tabung Reaksi
6.    Mortal Penumbuk
Bahan :
1.    Bakso
2.    Tahu Bulat
3.    Mie
4.    Air
5.    Fehling A
6.    Fehling B

D. Langkah-langkah kerja
Langkah kerja dalam menganalisis kandungan formalin :
1.    Ambil sebagian sample makanan yang akan diteliti yaitu Baso, Tahu bulat, dan Mie.
2.    Tumbuk dan hancurkan ketiga sample tersebut, beri sedikit air untuk mendapatkan kaldu.
3.    Masukan ketiga sample tersebut kedalam tabung reaksi yang berbeda.
4.    Masukan pereaksi 1 formalin, yaitu Fehling A kedalam masing-masing sample dan tunggu beberapa menit, apakah ada perubahan warna atau tidak.?
5.    Apabila tidak ada perubahan warna, masukan kembali pereaksi 2 Formalin menggunakan Fehling B. Dan lihat perubahan yang terjadi.
6.    Apabila mengandung Formalin terdapat endapan merah muda pada sample tersebut.

E. Data Pengamatan
                Tabel Pengamatan Uji Formalin
No     Sample     Perubahan Warna dan endapan    Hasil (Ya/Tidak)
1    Bakso    Tidak mengalami perubahan warna dan tidak mengandung endapan    ( Tidak )
2    Tahu Bulat    Mengalami perubahan warna menjadi keunguan dan mengandung endapan merah muda   ( Ya )
3    Mie     Tidak mengalami perubahan warna dan tidak mengandung endapan    (Tidak)

F. Kesimpulan
    Berdasarkan pengamatan di atas, diketahui tahu bulat mengandung formalin karena mengalami perubahan warna menjadi keunguan dan mengandung endapan berwarna merah muda sedangkan bakso dan mie tidak mengandung formalin karena tidak mengalami perubahan warna dan tidak mengandung endapan merah muda.

G. Penutup
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai hasil praktikum dari kelompok kami, semoga bermanfaat bagi kami dan khususnya bagi pembaca. Semoga hasil dari penelitian ini bisa dijadikkan bahan pertimbangan bagi masyarakat yang mengkonsumsi  dan juga bisa lebih berhati-hati dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi. Tentunya laporan ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.

Senin, 14 Mei 2012

Bahaya yang Menyelimuti Lalapan(sayur) Mentah



Ditinjau dari gizinya, lalapan mentah memang mengandung unsur gizi lebih banyak dibanding lalapan matang. Namun, tahu kah anda? dari segi keamanannya, lalapan mentah beresiko terkontaminasi pestisida atau bakteri berbahaya. 

Menurut Prof.Dr.Ir. Made Astawan, ahli teknologi pangan dan gizi dari IPB dalam bukunya Kandungan Gizi Aneka Bahan Makanan, residu pestisida seringkali masih tertinggal pada sayuran sampai beberapa hari setelah penyemprotan, terutama pada masa kemarau karena itu seharusnya petani tidak memanen sayuran sehabis disemprot pestisida.

Proses pencucian sayur yang tidak sempurna juga perlu diwaspadai. Pasalnya beberapa zat kimia dalam pestisida ada yang tidak bisa hilang meski dicuci. Oleh karena itu, cuci sayur dan buah dalam air mengalir. Khusus untuk lalapan mentah, untuk lebih amannya cuci lalapan dengan air matang agar terhindar dari bakteri penyebab infeksi.

Selain pestisida, waspadai pula kontaminasi bakteri berbahaya, terutama sayuran yang menjalar di permukaan tanah atau ketinggiaannya dekat dengan tanah. Untuk meningkatkan kesuburan tanah, para petani seringkali menggunakan pupuk organik berupa humus atau kotoran ternak (bahkan kotoran manusia). 

Contoh bakteri patogen yang berasal dari tinja adalah Eschericia coli yang dapat menimbulkan diare, Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi penyebab demam tifus. Salmonella juga dapat menyebabkan gangguan perut, dengan gejala diare, sakit kepala, muntah-muntah, dan demam. 

Beberapa jenis bahan pangan mengandung senyawa beracun alami, misalnya saponin pada kedelai, kacang tanah, bayam, dan asparagus, goitrogen (kol dan lobak), asam sianida (daun singkong), solanin (kentang), dan lain-lain. Senyawa beracun tersebut hanya dapat dihilangkan melalui proses pencucian dan pemasakan dengan suhu yang tepat. 

Meski sejauh ini belum dilaporkan adanya kasus orang yang keracunan atau meninggal gara-gara mengonsumsi lalapan mentah, tapi tak ada salahnya kita lebih memerhatikan keamanan pangan yang dikonsumsi. Bila Anda termasuk pecinta lalapan, mungkin Anda bisa mulai menanam tanaman yang biasa dipakai untuk lalapan di halaman rumah atau dalam pot. Dengan demikian, kita tahu persis sayuran tersebut bebas dari pestisida dan kontaminasi bakteri atau tinja manusia.

AIR, Zat Gizi yang Terlupakan






Air merupakan komponen utama dari tubuh yaitu sekitar duapertiga ukuran tubuh, yang tersebar di seluruh jaringan sebagai cairan intrasel maupun ekstrasel. Manusia lebih tahan terhadap rasa lapar dibandingkan rasa haus, karena air juga dikenal sebagai anti haus yang merupakan zat gizi. Air berperan penting dalam kehidupan, bahkan semua sistem organ bergantung padanya seperti darah, enzim, hormon, cairan plasma serta cairan sel. Selain itu air mempunyai peran dalam proses pelarutan,pencernaan, penyerapan zat gizi, pembuangan sisa serta pengaturan keseimbangan mineral, elektrolit, asam basa dan suhu tubuh. Itulah sebabnya air penting bagi tubuh untuk hidup sehat.
Air dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang paling banyak dibandingkan kebutuhan zat gizi lainnya, sehingga air dikategorikan sebagai zat gizi makro  bersama karbohidrat, lemak, dan protein. Air juga diperlukan dalam jumlah besar, yaitu sekitar 2.000 ml/hari bagi orang dewasa. Oleh karena itu, kita tidak boleh kekurangan air atau dehidrasi. Karenanya jelas manusia harus minum air sepanjang hari untuk memenuhi kebutuhan hariannya, dan sudah sepantasnya komponen air ada dalam piramida makanan.  Penelitian membuktikan bahwa dehidrasi 2% saja sudah akan menurunkan konsentrasi dan daya ingat seseorang. Bila pada anak-anak akan berdampak buruk pada kecerdasan dan pendidikan anak.
AIR SEBAGAI ZAT GIZI ESENSIAL
Air tidak dapat diproduksi oleh tubuh, karena itu air disebut sebagai zat gizi esensial. Air sesungguhnya juga merupakan zat gizi, karena memenuhi persyaratan sebagai zat gizi yaitu zat yang diperlukan tubuh terutama untuk mengatur proses kehidupan. Pemenuhan kebutuhan air bagi tubuh manusia pada umumnya berasal dari minuman, sebagian lagi berasal dari makanan dan dari air hasil metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein di dalam tubuh dalam jumlah yang sedikit.
FAKTOR YANG MENENTUKAN KEBUTUHAN AIR
Terdapat banyak faktor yang menentukan kebutuhan air seperti suhu lingkungan, tingkat aktivitas fisik, kucuran keringat, umur dan jenis kelamin. Anjuran asupan air secara umum bagi remaja dan dewasa adalah 2.000 ml/hari. Anjuran ini perlu disesuaikan dengan tingkat aktivitas dan pengeluaran keringat mengingat hal itu menyebabkan variasi kebutuhan air. Orang-orang yang aktivitas berat dan mengeluarkan keringat bercucuran misalnya, membutuhkan air hingga 2-3 kali lipat, yaitu 4-6 liter per hari. Tetapi orang lanjut usia (lansia) perlu membatasi konsumsi air karena kebutuhannya cukup hanya 1,5 liter sehari.

DAMPAK KEKURANGAN DAN KELEBIHAN AIR
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa  kurang air akan berdampak pada kesehatan yaitu gangguan mood (sekitar 1%), menurunkan kemapuan fisik (2%), psikomotor dan pada wanita mengalami kelelahan. Oleh karena itu, dibutuhkan jumlah air yang optimal untuk berfungsi dalam tubuh, karena kekurangan dan kelebihan air tidak memberikan dampak yang baik bagi tubuh.
Apabila tubuh kekurangan air akan berakibat hipovalemia dan dehidrasi.  Hipovalemia adalah kondisi terjadi pengurangan volume cairan ekstrasel, keadaan ini terjadi bila keluaran airnya adalah cairan yang isotonik (air dan natrium keluar dalam jumlah yang sebanding sehingga osmolalitas plasma tidak berubah atau kadar natrium plasma tetap normal) biasanya terjadi pada perdarahan dan diare. Sedangkan dehidrasai adalah keadaan yang terjadi bila keluaran airnya yaitu cairan yang hipotonik (volume air yang keluar jauh lebih besar dari jumlah natrium yang keluar), biasanya terjadi pada pasien diabetes insipidus(keluaran air tanpa natrium melalui ginjal)dan pada usia lanjut yang kurang minum atau lupa minum (keluaran air tanpa natrium melalui penguapan kulit dan saluran nafas)
Selain kekurangan air kelebihan air dalam tubuh tidak baik pada kesehatan karena ada penyakit tertentu yang harus ada pembatasan cairan dalam tubuhnya seperti penyakit ginjal kronik (PGK), gagal jantung, dan kadar albumin dalam serum rendah. Pada usia lanjut tidak di anjurkan meminum banyak air dalam tubuhnya karena akan menimbulkan hiponatremia yang dapat menurunkan kesadaran, kejang-kejang, dan bahkan kematian.
AIR DALAM TUMPENG GIZI SEIMBANG
Pada tahun 2010, air sebagai zat gizi dijadikan komponen utama dan mendasar dalam Tumpeng Gizi Seimbang (TGS). Hal ini didasarkan pada empat pertimbangan, yaitu :
1.  Air  zat gizi yang terbanyak dalam tubuh dan terbanyak dibutuhkan tubuh,
2. Air zat gizi esensial dan mempunyai peran unik dalam mewujudkan kesehatan,
3. Masalah dehidrasi cukup tinggi dan meluas di Indonesia
4. Kebutuhan air harus dipenuhi sebagai bagian gizi seimbang.
Dalam TGS visualisasi anjuran air disajikan berupa anjuran minum air putih dalam 8 gelas dalam bentuk air yang aman dan cukup jumlahnya sesuai anjuran Depkes. Kenapa anjuran harus air putih? Ada lima pertimbangan utama kenapa air divisualisasikan berupa air putih dalam TGS yaitu:
1. visualisasi ragam jenis pangan dalam TGS adalah dalam wujud bahan pangan (bahan dasar utama), bukan dalam bentuk pangan olahan,misalnya yang divisualkan bayam bukan tumis bayam. Karena visualisasi air minum adalah air putih, yakni bahan dasar semua minuman,
2. Air putih adalah visualisasi air sebagai zat gizi dan lebih mudah diakses.
3. Air putih adalah air yang paling banyak dan paling sering dikonsumsi penduduk Indonesia,    4. Anjuran minum air putih paling baik untuk hidrasi sehat dalam kondisi normal,
5. Air putih mempunyai asiditas yang netral dan anjuran minum air putih tidak mengandung kontroversial dari aspek kesehatan.

Minggu, 13 Mei 2012

Contoh Kasus dan Menu Diet Asam Urat

Kasus:
Seorang pasien bernama Ny. J berusia 40 tahun, BB 48kg, TB 161cm, yang bekerja sebagai ibu rumah tangga mengeluh sering mengalami nyeri pada pinggang. Ia didiagnosis menderita Asam Urat (Gout Atritis) dengan kadar asam urat 8,2 mg/dL. Dia memiliki kebiasaan makan tidak teratur, kurang minum, makanan kesukaannya adalah jeroan. Berikan terapi diet yang sesuai dengan penyakitnya!
A.      Anamnesis
1.      Data Subjektif
Penyakit                : Asam Urat (Gout Atritis)
Riwayat/Polamakan: makan tidak teratur, kurang minum dan makanan kesukaannya jeroan.
Pekerjaan              : Ibu Rumah Tangga
2.      Data Objektif
a.      Antropometri
BB = 48kg
Tb = 161cm
b.      Biokimia
Kadar Asam Urat = 8,2 mg/dL
c.       Clinis dan fisik
Nyeri pada pinggang
d.      Dietary
Makan tidak teratur, kurang minum dan suka makan jeroan.

B.      Assesment Gizi
1.      Antropometri
IMT = BB Kg / TB m²
 = 58 / 1,61² =22,37 kg/.
Ø Berdasarkan perhitungan antropometri IMT dapat disimpulkan bahwa status gizi pasien adalah baik .
2.      Biokimia
Kadar Asam Urat = 8,2 mg/dL = tinggi
3.      Clinis dan fisik
Nyeri pada pinggang
4.      Dietary
·        Makan tidak teratur
·        Kurang minum
·        Suka makan jeroan

C.      Diagnosa Gizi
Kepercayaan yang salah tentang gizi (P) yang berkaitan dengan kebiasaan makan tidak untuk memenuhi kebutuhan gizi, yaitu terlalu banyak makan jeroan (E) dan ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat(S).

D.     Intervensi/Planning
1.      Macam/Bentuk/Cara Pemberian
Macam : Diet Purin Rendah.
Bentuk :Bentuk Makanan yaitu Makanan Biasa.
Cara Pemberian : Makanan diet di berikan secara Oral.
2.      Tujuan Diet
Mempertahankan status gizi optimal serta menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin.
3.      Syarat Diet
a.      Kebutuhan energi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
b.      Protein cukup, yaitu 1-1,2 g/kg BB atau 10-15% dari energy total.
c.       Lemak sedang, yaitu 20% dari energy total.
d.      Karbohidrat 65-70% dari total energy.
e.      Vitamin cukup
f.        Mineral dan Cairan cukup.
g.      Hindari makanan sumber protein yang mempunyai kandungan purin >150mg/100g.
4.      Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
AMB = 655 + (9,6xBB) + (1,8xTB) – (4,7xU)
AMB = 655 + (9,6x48) + (1,8x161) – (4,7x40)
AMB = 655 + 460,8 + 289,8 – 188
AMB = 655 + 460,8 + 101,8
AMB = 1217,6 kkal

TEE = AMB x F. Aktivitas x F. Stres
TEE = 1217,6 x 1,2 x 1,3
TEE = 1899,45 kkal

Protein = 10% x TEE = 10% x 1899,45 = 189,94 kkal
Lemak  = 20% x TEE = 20% x 1899,45 = 379,89 kkal
KH         = 70% x TEE = 70% x 1899,45 = 1329,61 kkal

Ø Menerjemahkan Zat gizi Kkal menjadi gram.
Protein = 189,94 : 4 = 47,48 gr
Lemak  = 379,89 : 9 = 42,21 gr
KH        = 1329,61 : 4 = 332,40 gr
5.      Rencana Parameter yang dimonitori
a.      Antropometri
Mempertahankan BB pasien agar tetap dalam kondisi status gizi baik.
b.      Biokimia
Kadar Asam Urat
c.       Clinis dan Fisik
o  Nyeri pada pinggang
d.      Dietary
Asupan zat gizi protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan cairan sesuai perhitungan dan syarat diet.
Menu Sehari Pasien Asam Urat
Waktu
Menu
Bahan Makanan
Jumlah
(gr)
Energi
(kkal)
Protein
(gr)
Lemak
(gr)
KH
(gr)
PAGI
07:00
Nasi
Ayam Kecap

Bening
Beras
Ayam
Kecap
Minyak Sayur
Daun Katuk

70
40
10
5
25
252,7
114,0
6,0
43,1
15,0
4,7
10,8
1,0
0,0
1,3
0,4
7,6
0,0
5,0
0,2
55,7
0,0
0,6
0,0
2,8
10:00
Jus/Sari Buah

Biscuit
Jeruk
Gula Pasir
Biscuit Cripsy Crakers

80
10
30
37,6
38,7
134,1
0,7
0,0
2,3
0,1
0,0
4,2
9,4
10,0
22,1
SIANG
13:00
Nasi
Ikan Goreng

Tumis Buncis

Jus Buah
Beras
Ikan
Minyak Sayur
Buncis
Minyak Sayur
Mangga
Gula Pasir

75
40
5
30
3
80
15
270,8
39,2
43,1
10,5
25,9
52,0
58,0
5,0
7,2
0,0
0,6
0,0
0,4
0,0
0,5
1,0
5,0
0,1
3,0
0,2
0,0
59,6
0,0
0,0
2,4
0,0
13,6
15,0
16:00
Buah
Susu
Apel
Susu Skim
Gula Pasir

60
25
15
35,4
92,0
58,0
0,1
8,9
0,0
0,2
0,5
0,0
9,2
12,9
15,0
MALAM
19:00
Nasi
Telur Ceplok

Bening/Sup

Beras
Telur
Minyak Sayur
Jagung Muda
Buncis
Minyak Sayur

75
50
5
25
25
3
270,8
77,5
43,1
10,5
25,9
52,0
5,0
6,3
0,0
0,4
0,5
0,0
0,5
5,3
5,0
0,2
0,1
3,0
59,6
0,6
0,0
3,5
2,0
0,0
21:00
Susu
Susu Skim
Gula Pasir

25
15
92,0
58,0
8,9
0,0
0,5
0,0
12,9
15,0


TOTAL

1916,9
64,3
42,5
321,6


==================================================================
HASIL PERHITUNGAN DIET/
==================================================================
Nama Makanan                                                              Jumlah                energy         carbohydr.
___________________________________________________________________________

PAGI
beras putih giling                                                               70 g                  252.7 kcal        55.7  g
ayam                                                                                40 g                  114.0 kcal          0.0  g
kecap                                                                               10 g                      6.0 kcal          0.6  g
minyak kelapa                                                                    5 g                    43.1 kcal          0.0  g
daun katuk mentah                                                           25 g                    15.0 kcal          2.8  g
Meal analysis:  energy 430.8 kcal (22 %),  carbohydrate 59.0 g (18 %)


SELINGAN
jeruk manis                                                                       80 g                    37.6 kcal          9.4  g
gula pasir                                                                          10 g                    38.7 kcal        10.0  g
biscuit cripsy crackers                                                      30 g                  134.1 kcal        22.1  g
Meal analysis:  energy 210.4 kcal (11 %),  carbohydrate 41.5 g (13 %)


SIANG
beras putih giling                                                               75 g                  270.8 kcal        59.6  g
ikan segar                                                                         40 g                    39.2 kcal          0.0  g
minyak kelapa                                                                    5 g                    43.1 kcal          0.0  g
buncis mentah                                                                   30 g                    10.5 kcal          2.4  g
minyak kelapa                                                                    3 g                    25.9 kcal          0.0  g
mangga golek                                                                   80 g                    52.0 kcal        13.6  g
gula pasir                                                                          15 g                    58.0 kcal        15.0  g
Meal analysis:  energy 499.5 kcal (26 %),  carbohydrate 90.6 g (28 %)




SELINGAN
apel                                                                                  60 g                    35.4 kcal          9.2  g
tepung susu skim                                                              25 g                    92.0 kcal        12.9  g
gula pasir                                                                          15 g                    58.0 kcal        15.0  g
Meal analysis:  energy 185.5 kcal (10 %),  carbohydrate 37.0 g (12 %)



MALAM
beras putih giling                                                               75 g                  270.8 kcal        59.6  g
telur ayam                                                                        50 g                    77.5 kcal          0.6  g
minyak kelapa                                                                    5 g                    43.1 kcal          0.0  g
jagung muda berjanggel                                                    25 g                    14.8 kcal          3.5  g
buncis mentah                                                                   25 g                      8.8 kcal          2.0  g
minyak kelapa                                                                    3 g                    25.9 kcal          0.0  g
Meal analysis:  energy 440.7 kcal (23 %),  carbohydrate 65.6 g (20 %)



SELINGAN
tepung susu skim                                                              25 g                    92.0 kcal        12.9  g
gula pasir                                                                          15 g                    58.0 kcal        15.0  g
Meal analysis:  energy 150.1 kcal (8 %),  carbohydrate 27.9 g (9 %)


===================================
ANALISA HASIL PERHITUNGAN
===================================
Zat Gizi                            hasil analisis                                   
                                              nilai                                         
_______________________________________
energy                                1916.9 kcal                                  
water                                        0.0  g                                     
protein                                    64.3  g                                     
fat                                          42.5  g                                     
carbohydr.                            321.6  g                                     
dietary fiber                              9.8  g                                     
alcohol                                     0.0  g                                     
PUFA                                      5.8  g                                     
cholesterol                            276.0 mg                                    
Vit. A                                   685.5 µg                                     
carotene                                   0.0 mg                                    
Vit. E                                       0.0 mg                                    
Vit. B1                                     0.7 mg                                    
Vit. B2                                     1.6 mg                                    
Vit. B6                                     1.3 mg                                    
folic acid eq.                             0.0 µg                                     
Vit. C                                     94.6 mg                                    
sodium                                 965.6 mg                                    
potassium                           2042.8 mg                                    
calcium                                 848.3 mg                                    
magnesium                            256.0 mg                                     
phosphorus                         1139.9 mg                                    
iron                                          4.9 mg                                    
zinc                                          6.7 mg