Tampilkan postingan dengan label sehat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sehat. Tampilkan semua postingan

Senin, 14 Mei 2012

Bahaya yang Menyelimuti Lalapan(sayur) Mentah



Ditinjau dari gizinya, lalapan mentah memang mengandung unsur gizi lebih banyak dibanding lalapan matang. Namun, tahu kah anda? dari segi keamanannya, lalapan mentah beresiko terkontaminasi pestisida atau bakteri berbahaya. 

Menurut Prof.Dr.Ir. Made Astawan, ahli teknologi pangan dan gizi dari IPB dalam bukunya Kandungan Gizi Aneka Bahan Makanan, residu pestisida seringkali masih tertinggal pada sayuran sampai beberapa hari setelah penyemprotan, terutama pada masa kemarau karena itu seharusnya petani tidak memanen sayuran sehabis disemprot pestisida.

Proses pencucian sayur yang tidak sempurna juga perlu diwaspadai. Pasalnya beberapa zat kimia dalam pestisida ada yang tidak bisa hilang meski dicuci. Oleh karena itu, cuci sayur dan buah dalam air mengalir. Khusus untuk lalapan mentah, untuk lebih amannya cuci lalapan dengan air matang agar terhindar dari bakteri penyebab infeksi.

Selain pestisida, waspadai pula kontaminasi bakteri berbahaya, terutama sayuran yang menjalar di permukaan tanah atau ketinggiaannya dekat dengan tanah. Untuk meningkatkan kesuburan tanah, para petani seringkali menggunakan pupuk organik berupa humus atau kotoran ternak (bahkan kotoran manusia). 

Contoh bakteri patogen yang berasal dari tinja adalah Eschericia coli yang dapat menimbulkan diare, Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi penyebab demam tifus. Salmonella juga dapat menyebabkan gangguan perut, dengan gejala diare, sakit kepala, muntah-muntah, dan demam. 

Beberapa jenis bahan pangan mengandung senyawa beracun alami, misalnya saponin pada kedelai, kacang tanah, bayam, dan asparagus, goitrogen (kol dan lobak), asam sianida (daun singkong), solanin (kentang), dan lain-lain. Senyawa beracun tersebut hanya dapat dihilangkan melalui proses pencucian dan pemasakan dengan suhu yang tepat. 

Meski sejauh ini belum dilaporkan adanya kasus orang yang keracunan atau meninggal gara-gara mengonsumsi lalapan mentah, tapi tak ada salahnya kita lebih memerhatikan keamanan pangan yang dikonsumsi. Bila Anda termasuk pecinta lalapan, mungkin Anda bisa mulai menanam tanaman yang biasa dipakai untuk lalapan di halaman rumah atau dalam pot. Dengan demikian, kita tahu persis sayuran tersebut bebas dari pestisida dan kontaminasi bakteri atau tinja manusia.

Set Menu Kontinental

Hai, bingung mau buat tugas kuliah buat set menu kontinental atau bingung bagaimana bentuknya? ni saya kasih contohnya:
Atau Seperti ini :

Atau yang ini:

Sekian, lebih dan kurang mohon maaf, terima kasih.. :)

Pengemasan Bahan Makanan

Berbagai macam bahan pangan dapat digunakan sebagai pengemas. Namun Dalam membuat pengemas, kita harus memperhatikan syarat bahan yang dapat digunakan sebagai pengemas, seperti :

Ø  Memiliki Permeabilitas ( kemampuan melewatkan ) udara yang sesuai dengan jenis bahan pangan yang akan dikemas.
Ø  Harus bersifat tidak beracun dan Inert (Tidak bereaksi dengan bahan pangan)
Ø  Harus kedap air
Ø  Tahan panas
Ø  Mudah dikerjakan secara masinal
Ø  Harganya relatif murah

Pada saat ini makin banyak jenis pengemas yang digunakan. Pembuatan kemasan pangan harus mempertimbangkan dari segi keamanan pangan dengan memenuhi syarat sebagai bahan yang layak digunakan sebagai pengemas. Dari berbagai jenis pengemas mempunyai kelemahan dan kelebihan masning-masing. Sehingga kita harus menyesuaikan antara bahan makanan dengan jenis bahan yang akan digunakan sebagai pengemas, untuk meminimalkan efek yang mungkin akan ditimbulkan dari interaksi antara bahan makanan dengan pengemas.

Banyak bahan pangan yang menggunakan pengemas dengan bahan utama logam dengan pertimbangan lebih tahan lama dibandingkan dengan pengemas yang terbuat dari bahan plastik maupun kertas.

Namun dibalik dari manfaatnya ternyata juga mempunyai kekurangan. Logam berat yang terkandung dalam pengemas dapat berpindah ke makanan. Perpindahan bahan Toksik dari kaleng pengemas bisa terjadi.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya Korosif adalah Asam Organik, Nitrat, Oxidizing agent, penyimpanan, suhu, kelembaban dan ada tidaknya bahan pelapis kaleng. Keracunan yang diakibatkan logam-logam ini dapat berupa keracunan ringan atau berat seperti mual-mual, muntah, pusing dan keluarnya keringat dingin yang berlebihan. Oleh karena itu, pengemasan bahan pangan harus dilakukan secara hati-hati.


Pengemasan makanan dengan menggunakan kertas koran bekas kurang baik karena memungkinkan terjadinya Migrasi logam berat terutama Pb dari tinta pada kertas koran ke makanan. Padahal Mineral Pb merupakan salah satu logam yang dibutuhkan tubuh, sehingga jika terakumulasi dalam tubuh akan dapat mengakibatkan penyakit.

Sering kita melihat dan menggunakan bahan pengemas yang terbuat dari plastik. Walaupun bahan plastik terlihat aman namun sebetulnya pengemas plastik juga mempunyai resiko penggunaan. Seperti semakin tinggi suhu maka semakin banyak monomer plastik yang termigrasi kedalam bahan yang dikemas. Oleh karena itu perlu penetapan tanggal kadaluarsa pada bahan yang dikemas dengan kemasan plastik.

Pengemasan makanan dengan bahan yang memiliki aroma kuat, seperti PVC (Poly Vinyl Chloride) dan Styrofoam, memungkinkan terjadinya migrasi Arsen ke makanan. Penggunaan Styrofoam dalam pengemasan pangan sampai sekarang masih merupakan suatu kontroversi yang masih diperdebatkan. Satu pihak masih membolehkan penggunaan Styrofoam dilain pihak berusaha untuk menolak penggunaan Styrofoam. Oleh karena itu, dalam penggunaan pengemas Styrofoam lebih baik.

BAHAN KEMASAN MAKANAN

Setiap bahan makanan mempunyai daya tahan yang terbatas sebelum ia mengalami proses. Salah satu cara yang dilakukan adalah melalui proses pengemasan. Terdapat berbagai bahan/material yang dapat digunakan sebagai kemasan makanan. Penggunaan material yang tepat dapat mempertahankan usia pakai dari bahan makanan, namun penggunaan materil yang salah juga dapat mempercepat usia pakai dari makanan tersebut, bahkan dapat menimbulkan bahaya kesehatan bagi konsumen makanan. Berbagai jenis bahan kemasan makanan antara lain :

KALENG

Kaleng dapat dipergunakan sebagai bahan pengemas makanan yang aman, selama kaleng tersebut tidak berkarat, tidak penyok dan tidak bocor. Apabila  kita mengkonsumsi makanan yang ada dalam kaleng ini, maka perlu dilakukan pemanasan ulang. Yakni kurang lebih 15 menit untuk menghindarkan adanya bahaya E-Coli yang sangat mematikan.



GELAS

Gelas merupakan bahan pengemas yang aman. Gelas banyak digunakan untuk mengemas minuman ataupun makanan yang telah diproses melalui proses fermentasi seperti acar, taoco, kecap dan lain-lain.

KERTAS

Kertas paling banyak digunakan untuk makanan dari makanan gorengan sampai makanan yang memerlukan penyimpanan lama seperti the celup dan lain-lain. Beberapa jenis kertas yang sering digunakan adalah kertas Koran, kertas nasi yang dilapisi plastic serta kertas yang telah mengalami pemutihan.

Kertas yang biasa dipakai untuk mengemas gorengan biasanya digunakan kertas Koran. Secara tida sadar kertas koran ini mengandung tinta yang bersifat larut. Padahal tinta tersebut banyak megandung Timbal (Pb) yang sangat bahaya bagi kesehatan.

Bila timbal tersebut terakumulasi dalam tubuh maka akan menyebabkan gangguan saraf dan bahakan dapat menyebabkna kanker. Pada suatu penelitian, wanita hamil yang banyak terakumulasi timbal ini akan menyebabkan cacat bawaan pada janin dan merusak otak sehingga akan mempunyai kecerdasan yang rendah.

Pada laki-laki, timbale akan menyebabkan penurunan kualitas sperma sehingga dapat menyebabkna kemandulan.

Kertas yang telah diputihkan sering digunakan sebagai pembugkus teh celup. Kertas ini berbahaya karena sudah ditambahkan bahan pemutih (Chlorine). Bila terkena sushu tinggi akan meghasilkan dioksin, suatu senyawa racun yang berbahaya bagi kesehatan kita. Tahun 1998 WHO menetapkan ambang batas aman konsumsu dioksin, yaitu 1-4 pikogram (sepertriliun gram) dioksin per-kilogram berat badan.

Dalam jumlah sedikit saja sudah sangat berbahaya, apalagi dalam jumlah besar maka dioksin akan bersifat karsiogenik (menyebabkna kanker). Konsentrasi lebih tinggi lagi akan menyebabkan penyakit kulit cloracne (jerawat yang parah disertai dengan erupsi kulit dan kista).



Selain itu dioksin juga akan menyebabkan penurunan hormone reproduksi pria hingga 50% dan menyebabkan kanker prostate dan kanker testis.

Pada wanita dioksin akan menyebabkan kanker payudara dan endometriosis, yakni jaringan selaput lendir rahim yang berfungsi tumbuh diluar rongga rahim. Oleh karena itu untuk menghindarkan hal-hal diatas bila tidak terpaksa gunakan the (teh tubruk) secara langsung, dan gunakan pembungkus yang aman seperti daun pisang dan aluminium foil.

PLASTIK

Bahan pengemas yang mudah didapat dan sangat fleksibel penggunaannya adalah plastik. Selain untuk mengemas langsung bahan makanan, seringkali digunakan sebagai pelapis kertas.

Plastik yang dikenal adalah Polyethylene, Polypropylene, Poly Vinyl Chlorida (PVC), dan Vinylidene Chloride Resin. Secara umu plastik tersusun dari polimer yaitu rantai panjang dan satuan-satuan yang lebih kecil yang disebut monomer. Polimer ini dapat masuk dalam tubuh manusia karena bersifat tidak larut, sehingga bila terjadi akumulasi dalam tubuh akan menyebabkan kanker.

Masing-masing jenis plastik mempunyai tingkat bahaya yang berbeda tergantung dan bahan kimia penyusunnya, jenis makanan yang dibungkus (asam, berlemak), lama kontak dan suhu makanan saat disimpan. Semakin tinggi suhu makanan yang dimasukkan dalam plastik ini maka semakin cepat terjadinya perpindahan.

Hal ini ditandai dengan menjadi melemasnya plastik pembungkus tersebut (untuk membungkus mie ayam, bakso panas, dll).

Sayur bersantan, susu dan buah-buahan yang mengandung asam organik sebaiknya tidak dibungkus platik dalam keadaan panas, ataupun kalau terpaksa jangan digunakan terlalu lama. Plastik ini boleh digunakan jika bahan yang dimasukkan dalam keadaan dingin.

Dari beberapa jenis plastik diatas yang relatif lebih aman digunakan untuk makanan adalah Polyethylene yang tampak bening dan Polypropylen yang lebih lembut dan agak tebal.



Sedangkan Vinylidene Chloride Resin dan Poly Vynil Chlorida (PVC) bila digunakan mengemas bahan yang panas akan tercemar dioksin, suatu racun yang sangat berbahaya bagi manusia.

Dioksin ini bersifat larut dalam lemak, maka terakumulasi dalam pangan yang relatif tinggi kadar lemaknya. Kandungan dioksin tersebar (97,5%) kedalam produk pangan secara berurutan konsentrasinya yaitu daging, produk susu, susu, unggas, daging babi, daging ikan dan telur. Oleh karena itu penggunaan plastik ini sering digunakan sebagai pembungkus permen, pelapis kertas nasi dan bahan penutup karena amat tipis dan transparan.

STYROFOAM

Yang sering dikenal sebagai gabus ini digunakan untuk mengemas makanan instant, atau makanan siap saji. Wadah ini banyak disukai karena ringan, tahan bocor dan dapat menahan panas sampai beberapa waktu. Namun yang perlu diingat Styrofoam ini merupakan bahan yang terbuat dari foamed Polistirenpolistiren. Yakni suatu jenis plastik yang mempunyai cirri ringan, kaku, rapuh dan tembus cahaya.

Bahan ini kemudian dicampur dengan karet sintetis (butadiene) sehingga warnanya menjadi putih susu. Agar lebih lentur dan awet, ditambahkan zat plastizer seperti dioktiplatat (DOP) dan butil hidroksi toluene (BHT). Kandungan zat pada proses terakhir inilah menurut penelitian kimia LIPI dapat memicu timbulnya kanker dan penurunan daya piker anak.

Selain itu bila pengemas ini digunakan untuk mengemas makanan bersuhu tinggi, maka kandungan kimianya dapat terurai dan masuk terakumulasi dalam tubuh.

Ambang batas stiren didalam tubuh sangat sedikit, sehingga bila melebihi batas maka akan mengakibatkan gangguan-gangguan saraf seperti kelelahan, nervous, sulit tidur dan anemia serta kesuburan menurun.

Di Negara-negara maju seperti Jepang dan Negara Eropa pengemas ini sudah dilaran, sedangkan di Cina masih menjadi polemic. Tidak diperbolehkannya dipergunakan selain alas an yang berhubungan dengan pemusnahannya yang sangat sulit membusuk.

AIR, Zat Gizi yang Terlupakan






Air merupakan komponen utama dari tubuh yaitu sekitar duapertiga ukuran tubuh, yang tersebar di seluruh jaringan sebagai cairan intrasel maupun ekstrasel. Manusia lebih tahan terhadap rasa lapar dibandingkan rasa haus, karena air juga dikenal sebagai anti haus yang merupakan zat gizi. Air berperan penting dalam kehidupan, bahkan semua sistem organ bergantung padanya seperti darah, enzim, hormon, cairan plasma serta cairan sel. Selain itu air mempunyai peran dalam proses pelarutan,pencernaan, penyerapan zat gizi, pembuangan sisa serta pengaturan keseimbangan mineral, elektrolit, asam basa dan suhu tubuh. Itulah sebabnya air penting bagi tubuh untuk hidup sehat.
Air dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang paling banyak dibandingkan kebutuhan zat gizi lainnya, sehingga air dikategorikan sebagai zat gizi makro  bersama karbohidrat, lemak, dan protein. Air juga diperlukan dalam jumlah besar, yaitu sekitar 2.000 ml/hari bagi orang dewasa. Oleh karena itu, kita tidak boleh kekurangan air atau dehidrasi. Karenanya jelas manusia harus minum air sepanjang hari untuk memenuhi kebutuhan hariannya, dan sudah sepantasnya komponen air ada dalam piramida makanan.  Penelitian membuktikan bahwa dehidrasi 2% saja sudah akan menurunkan konsentrasi dan daya ingat seseorang. Bila pada anak-anak akan berdampak buruk pada kecerdasan dan pendidikan anak.
AIR SEBAGAI ZAT GIZI ESENSIAL
Air tidak dapat diproduksi oleh tubuh, karena itu air disebut sebagai zat gizi esensial. Air sesungguhnya juga merupakan zat gizi, karena memenuhi persyaratan sebagai zat gizi yaitu zat yang diperlukan tubuh terutama untuk mengatur proses kehidupan. Pemenuhan kebutuhan air bagi tubuh manusia pada umumnya berasal dari minuman, sebagian lagi berasal dari makanan dan dari air hasil metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein di dalam tubuh dalam jumlah yang sedikit.
FAKTOR YANG MENENTUKAN KEBUTUHAN AIR
Terdapat banyak faktor yang menentukan kebutuhan air seperti suhu lingkungan, tingkat aktivitas fisik, kucuran keringat, umur dan jenis kelamin. Anjuran asupan air secara umum bagi remaja dan dewasa adalah 2.000 ml/hari. Anjuran ini perlu disesuaikan dengan tingkat aktivitas dan pengeluaran keringat mengingat hal itu menyebabkan variasi kebutuhan air. Orang-orang yang aktivitas berat dan mengeluarkan keringat bercucuran misalnya, membutuhkan air hingga 2-3 kali lipat, yaitu 4-6 liter per hari. Tetapi orang lanjut usia (lansia) perlu membatasi konsumsi air karena kebutuhannya cukup hanya 1,5 liter sehari.

DAMPAK KEKURANGAN DAN KELEBIHAN AIR
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa  kurang air akan berdampak pada kesehatan yaitu gangguan mood (sekitar 1%), menurunkan kemapuan fisik (2%), psikomotor dan pada wanita mengalami kelelahan. Oleh karena itu, dibutuhkan jumlah air yang optimal untuk berfungsi dalam tubuh, karena kekurangan dan kelebihan air tidak memberikan dampak yang baik bagi tubuh.
Apabila tubuh kekurangan air akan berakibat hipovalemia dan dehidrasi.  Hipovalemia adalah kondisi terjadi pengurangan volume cairan ekstrasel, keadaan ini terjadi bila keluaran airnya adalah cairan yang isotonik (air dan natrium keluar dalam jumlah yang sebanding sehingga osmolalitas plasma tidak berubah atau kadar natrium plasma tetap normal) biasanya terjadi pada perdarahan dan diare. Sedangkan dehidrasai adalah keadaan yang terjadi bila keluaran airnya yaitu cairan yang hipotonik (volume air yang keluar jauh lebih besar dari jumlah natrium yang keluar), biasanya terjadi pada pasien diabetes insipidus(keluaran air tanpa natrium melalui ginjal)dan pada usia lanjut yang kurang minum atau lupa minum (keluaran air tanpa natrium melalui penguapan kulit dan saluran nafas)
Selain kekurangan air kelebihan air dalam tubuh tidak baik pada kesehatan karena ada penyakit tertentu yang harus ada pembatasan cairan dalam tubuhnya seperti penyakit ginjal kronik (PGK), gagal jantung, dan kadar albumin dalam serum rendah. Pada usia lanjut tidak di anjurkan meminum banyak air dalam tubuhnya karena akan menimbulkan hiponatremia yang dapat menurunkan kesadaran, kejang-kejang, dan bahkan kematian.
AIR DALAM TUMPENG GIZI SEIMBANG
Pada tahun 2010, air sebagai zat gizi dijadikan komponen utama dan mendasar dalam Tumpeng Gizi Seimbang (TGS). Hal ini didasarkan pada empat pertimbangan, yaitu :
1.  Air  zat gizi yang terbanyak dalam tubuh dan terbanyak dibutuhkan tubuh,
2. Air zat gizi esensial dan mempunyai peran unik dalam mewujudkan kesehatan,
3. Masalah dehidrasi cukup tinggi dan meluas di Indonesia
4. Kebutuhan air harus dipenuhi sebagai bagian gizi seimbang.
Dalam TGS visualisasi anjuran air disajikan berupa anjuran minum air putih dalam 8 gelas dalam bentuk air yang aman dan cukup jumlahnya sesuai anjuran Depkes. Kenapa anjuran harus air putih? Ada lima pertimbangan utama kenapa air divisualisasikan berupa air putih dalam TGS yaitu:
1. visualisasi ragam jenis pangan dalam TGS adalah dalam wujud bahan pangan (bahan dasar utama), bukan dalam bentuk pangan olahan,misalnya yang divisualkan bayam bukan tumis bayam. Karena visualisasi air minum adalah air putih, yakni bahan dasar semua minuman,
2. Air putih adalah visualisasi air sebagai zat gizi dan lebih mudah diakses.
3. Air putih adalah air yang paling banyak dan paling sering dikonsumsi penduduk Indonesia,    4. Anjuran minum air putih paling baik untuk hidrasi sehat dalam kondisi normal,
5. Air putih mempunyai asiditas yang netral dan anjuran minum air putih tidak mengandung kontroversial dari aspek kesehatan.

Minggu, 13 Mei 2012

Contoh Kasus dan Menu Diet Asam Urat

Kasus:
Seorang pasien bernama Ny. J berusia 40 tahun, BB 48kg, TB 161cm, yang bekerja sebagai ibu rumah tangga mengeluh sering mengalami nyeri pada pinggang. Ia didiagnosis menderita Asam Urat (Gout Atritis) dengan kadar asam urat 8,2 mg/dL. Dia memiliki kebiasaan makan tidak teratur, kurang minum, makanan kesukaannya adalah jeroan. Berikan terapi diet yang sesuai dengan penyakitnya!
A.      Anamnesis
1.      Data Subjektif
Penyakit                : Asam Urat (Gout Atritis)
Riwayat/Polamakan: makan tidak teratur, kurang minum dan makanan kesukaannya jeroan.
Pekerjaan              : Ibu Rumah Tangga
2.      Data Objektif
a.      Antropometri
BB = 48kg
Tb = 161cm
b.      Biokimia
Kadar Asam Urat = 8,2 mg/dL
c.       Clinis dan fisik
Nyeri pada pinggang
d.      Dietary
Makan tidak teratur, kurang minum dan suka makan jeroan.

B.      Assesment Gizi
1.      Antropometri
IMT = BB Kg / TB m²
 = 58 / 1,61² =22,37 kg/.
Ø Berdasarkan perhitungan antropometri IMT dapat disimpulkan bahwa status gizi pasien adalah baik .
2.      Biokimia
Kadar Asam Urat = 8,2 mg/dL = tinggi
3.      Clinis dan fisik
Nyeri pada pinggang
4.      Dietary
·        Makan tidak teratur
·        Kurang minum
·        Suka makan jeroan

C.      Diagnosa Gizi
Kepercayaan yang salah tentang gizi (P) yang berkaitan dengan kebiasaan makan tidak untuk memenuhi kebutuhan gizi, yaitu terlalu banyak makan jeroan (E) dan ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat(S).

D.     Intervensi/Planning
1.      Macam/Bentuk/Cara Pemberian
Macam : Diet Purin Rendah.
Bentuk :Bentuk Makanan yaitu Makanan Biasa.
Cara Pemberian : Makanan diet di berikan secara Oral.
2.      Tujuan Diet
Mempertahankan status gizi optimal serta menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin.
3.      Syarat Diet
a.      Kebutuhan energi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
b.      Protein cukup, yaitu 1-1,2 g/kg BB atau 10-15% dari energy total.
c.       Lemak sedang, yaitu 20% dari energy total.
d.      Karbohidrat 65-70% dari total energy.
e.      Vitamin cukup
f.        Mineral dan Cairan cukup.
g.      Hindari makanan sumber protein yang mempunyai kandungan purin >150mg/100g.
4.      Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
AMB = 655 + (9,6xBB) + (1,8xTB) – (4,7xU)
AMB = 655 + (9,6x48) + (1,8x161) – (4,7x40)
AMB = 655 + 460,8 + 289,8 – 188
AMB = 655 + 460,8 + 101,8
AMB = 1217,6 kkal

TEE = AMB x F. Aktivitas x F. Stres
TEE = 1217,6 x 1,2 x 1,3
TEE = 1899,45 kkal

Protein = 10% x TEE = 10% x 1899,45 = 189,94 kkal
Lemak  = 20% x TEE = 20% x 1899,45 = 379,89 kkal
KH         = 70% x TEE = 70% x 1899,45 = 1329,61 kkal

Ø Menerjemahkan Zat gizi Kkal menjadi gram.
Protein = 189,94 : 4 = 47,48 gr
Lemak  = 379,89 : 9 = 42,21 gr
KH        = 1329,61 : 4 = 332,40 gr
5.      Rencana Parameter yang dimonitori
a.      Antropometri
Mempertahankan BB pasien agar tetap dalam kondisi status gizi baik.
b.      Biokimia
Kadar Asam Urat
c.       Clinis dan Fisik
o  Nyeri pada pinggang
d.      Dietary
Asupan zat gizi protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan cairan sesuai perhitungan dan syarat diet.
Menu Sehari Pasien Asam Urat
Waktu
Menu
Bahan Makanan
Jumlah
(gr)
Energi
(kkal)
Protein
(gr)
Lemak
(gr)
KH
(gr)
PAGI
07:00
Nasi
Ayam Kecap

Bening
Beras
Ayam
Kecap
Minyak Sayur
Daun Katuk

70
40
10
5
25
252,7
114,0
6,0
43,1
15,0
4,7
10,8
1,0
0,0
1,3
0,4
7,6
0,0
5,0
0,2
55,7
0,0
0,6
0,0
2,8
10:00
Jus/Sari Buah

Biscuit
Jeruk
Gula Pasir
Biscuit Cripsy Crakers

80
10
30
37,6
38,7
134,1
0,7
0,0
2,3
0,1
0,0
4,2
9,4
10,0
22,1
SIANG
13:00
Nasi
Ikan Goreng

Tumis Buncis

Jus Buah
Beras
Ikan
Minyak Sayur
Buncis
Minyak Sayur
Mangga
Gula Pasir

75
40
5
30
3
80
15
270,8
39,2
43,1
10,5
25,9
52,0
58,0
5,0
7,2
0,0
0,6
0,0
0,4
0,0
0,5
1,0
5,0
0,1
3,0
0,2
0,0
59,6
0,0
0,0
2,4
0,0
13,6
15,0
16:00
Buah
Susu
Apel
Susu Skim
Gula Pasir

60
25
15
35,4
92,0
58,0
0,1
8,9
0,0
0,2
0,5
0,0
9,2
12,9
15,0
MALAM
19:00
Nasi
Telur Ceplok

Bening/Sup

Beras
Telur
Minyak Sayur
Jagung Muda
Buncis
Minyak Sayur

75
50
5
25
25
3
270,8
77,5
43,1
10,5
25,9
52,0
5,0
6,3
0,0
0,4
0,5
0,0
0,5
5,3
5,0
0,2
0,1
3,0
59,6
0,6
0,0
3,5
2,0
0,0
21:00
Susu
Susu Skim
Gula Pasir

25
15
92,0
58,0
8,9
0,0
0,5
0,0
12,9
15,0


TOTAL

1916,9
64,3
42,5
321,6


==================================================================
HASIL PERHITUNGAN DIET/
==================================================================
Nama Makanan                                                              Jumlah                energy         carbohydr.
___________________________________________________________________________

PAGI
beras putih giling                                                               70 g                  252.7 kcal        55.7  g
ayam                                                                                40 g                  114.0 kcal          0.0  g
kecap                                                                               10 g                      6.0 kcal          0.6  g
minyak kelapa                                                                    5 g                    43.1 kcal          0.0  g
daun katuk mentah                                                           25 g                    15.0 kcal          2.8  g
Meal analysis:  energy 430.8 kcal (22 %),  carbohydrate 59.0 g (18 %)


SELINGAN
jeruk manis                                                                       80 g                    37.6 kcal          9.4  g
gula pasir                                                                          10 g                    38.7 kcal        10.0  g
biscuit cripsy crackers                                                      30 g                  134.1 kcal        22.1  g
Meal analysis:  energy 210.4 kcal (11 %),  carbohydrate 41.5 g (13 %)


SIANG
beras putih giling                                                               75 g                  270.8 kcal        59.6  g
ikan segar                                                                         40 g                    39.2 kcal          0.0  g
minyak kelapa                                                                    5 g                    43.1 kcal          0.0  g
buncis mentah                                                                   30 g                    10.5 kcal          2.4  g
minyak kelapa                                                                    3 g                    25.9 kcal          0.0  g
mangga golek                                                                   80 g                    52.0 kcal        13.6  g
gula pasir                                                                          15 g                    58.0 kcal        15.0  g
Meal analysis:  energy 499.5 kcal (26 %),  carbohydrate 90.6 g (28 %)




SELINGAN
apel                                                                                  60 g                    35.4 kcal          9.2  g
tepung susu skim                                                              25 g                    92.0 kcal        12.9  g
gula pasir                                                                          15 g                    58.0 kcal        15.0  g
Meal analysis:  energy 185.5 kcal (10 %),  carbohydrate 37.0 g (12 %)



MALAM
beras putih giling                                                               75 g                  270.8 kcal        59.6  g
telur ayam                                                                        50 g                    77.5 kcal          0.6  g
minyak kelapa                                                                    5 g                    43.1 kcal          0.0  g
jagung muda berjanggel                                                    25 g                    14.8 kcal          3.5  g
buncis mentah                                                                   25 g                      8.8 kcal          2.0  g
minyak kelapa                                                                    3 g                    25.9 kcal          0.0  g
Meal analysis:  energy 440.7 kcal (23 %),  carbohydrate 65.6 g (20 %)



SELINGAN
tepung susu skim                                                              25 g                    92.0 kcal        12.9  g
gula pasir                                                                          15 g                    58.0 kcal        15.0  g
Meal analysis:  energy 150.1 kcal (8 %),  carbohydrate 27.9 g (9 %)


===================================
ANALISA HASIL PERHITUNGAN
===================================
Zat Gizi                            hasil analisis                                   
                                              nilai                                         
_______________________________________
energy                                1916.9 kcal                                  
water                                        0.0  g                                     
protein                                    64.3  g                                     
fat                                          42.5  g                                     
carbohydr.                            321.6  g                                     
dietary fiber                              9.8  g                                     
alcohol                                     0.0  g                                     
PUFA                                      5.8  g                                     
cholesterol                            276.0 mg                                    
Vit. A                                   685.5 µg                                     
carotene                                   0.0 mg                                    
Vit. E                                       0.0 mg                                    
Vit. B1                                     0.7 mg                                    
Vit. B2                                     1.6 mg                                    
Vit. B6                                     1.3 mg                                    
folic acid eq.                             0.0 µg                                     
Vit. C                                     94.6 mg                                    
sodium                                 965.6 mg                                    
potassium                           2042.8 mg                                    
calcium                                 848.3 mg                                    
magnesium                            256.0 mg                                     
phosphorus                         1139.9 mg                                    
iron                                          4.9 mg                                    
zinc                                          6.7 mg