Tampilkan postingan dengan label karbohidrat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label karbohidrat. Tampilkan semua postingan

Rabu, 02 Mei 2012



Energi adalah kemampuan melakukan usaha. Energi disebut juga tenaga. Orang yang energik adalah orang yang penuh tenaga sehingga dapat melakukan pekerjaan lebih banyak.
Sumber utama energi yaitu karbohidrat, lemak dan protein. Di dalam tubuh, karbohidrat, lemak dan protein dipecah menjadi energi dan energi yang dihasilkan dari setiap satu gram karbohidrat adalah sebanyak empat kalori, lemak sembilan kalori dan protein empat kalori.
Energi dalam tubuh berfungsi untuk metabolisme basal, yaitu energi yang dibutuhkan pada waktu seseorang beristirahat; kemudian specific dynamic action (SDA), yaitu energi yang diperlukan untuk mengolah makanan itu sendiri; untuk aktivitas jasmani, berfikir, pertumbuhan dan pembuangan sisa makanan.
Angka kecukupan energi untuk orang Indonesia adalah 2000 kalori.
Akibat kekurangan energi akan menghambat semua aktivitas jasmani, berfikir, dan aktivitas yang terjadi didalam tubuh.
Kekurangan energi artinya kekurangan konsumsi karbohidrat dan sebagai penggantinya lemak akan terpakai dan protein akan digunakan sebagai sumber energi. Apabila hal ini terus berlanjut, akan terjadi Kekurangan Energi Protein (KEP) yang ditandai dengan kwasiorkor dan marasmus.
Adapun kelebihan energi akan disintesis menjadi lemak tubuh, sedangkan lemak yang telah tersedia dalam tubuh tidak terpakai untuk energi. Akibatnya, penimbunan lemak terus terjadi dan mengakibatkan kegemukan atau obesitas. Efek dari obesitas adalah timbulnya penyakit degeneratif, seperti hipertensi, jantung koroner, diabetes dan stroke.

Sabtu, 28 April 2012

Metabolisme Karbohidrat

Bahasan MKH • Glikolisis (prtubahan glukosa menjadi piruvat dan laktat) • Dekarboksilasi oksidatif piruvat (perubahan piruvat menjadi asetyl Ko-A) • Glikogenesis • Glikogenolisis • Glukoneogenesis • Jalur Pentosa Fosfat • Jalur Asam Uronat • Metabolisme fruktosa dan galaktosa GLIKOLISIS Glikolisis adalah proses pemecahan glukosa menjadi asam piruvat. Melalui beberapa tahap. Tahap awal glikolisis yaitu mengikat ATP (membutuhkan energi, biasanya mengikat ATP dari lemak) sehingga membentuk Glukosa Fosfat. Glukosa Fosfat atom C nya 6 ATP, kemudan diubah menjadi 2 Triose Fosfat ( karena masing-masing Triosa Fosfat atom C nya 3 ). Kemudian setelah menjadi Triosa Fosfat, maka akan menjadi asam piruvat. Nah, ini yang disebut glikolisis. Kemudian, dari asam piruvat akan menjadi asetil ko-A yang disebut dekarboksilasi Piruvat (Disebut Dekarboksilasi karena melepaskan CO2). Asetil ko-A kemudian menjadi substrat dari Siklus Krebs, yang selanjutnya oleh siklus krebs ini diteruskan menjadi rantai respirasi dan fosforilasi oksidatif. Jadi, Yang dikatakan oksidasi sempurna glukosa itu tidak berhenti sampai glikolisis saja, tapi metabolisme lengkap sampai fosforilasi poksidatif. Kemudian, dari piruvat menjadi laktat, ini jika pada glikolisis anaerob. Glikolisis anaerob membutuhkan NADH yang berasal dari NAD (NAD= suatu enzyme derivat vitamin B3). Jadi, NAD mengalami reduksi menjadi NADH, kemudian NADH merubah piruvat menjadi laktat. Tujuan utama dari hal ini supaya NADH bisa terus diubah menjadio NAD, dan NAD bisa erus melangsungkan reaksi. Metabolisme Glikolisis : Tahap 1 : Glukosa butuh ATP Tahap 2 : Denagn bantuan enzim hexokinase dan glucokinase, ATP diubah menjadi ADP. Tahap 3 : Glukosa dari lemak menjadi Glukosa-6-Phosphate (artinye: Fosfat menempel pada atom C no.6 dari Glukosa. Tahap 4 : Dari Glukosa-6-Fosfat menjadi Fruktosa-6-Fosfat (Enzimnya berisomerase) Tahap 5 : Fruktosa-6-Fosfat diubah menjadi Fruktosa-6-fosfatase. Tahap 6: kemudian diubah menjadi Glyceral dehyde-3-phosphate dan Dihydroxyacetone fosfat Gliseraldehid 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat mengalami interkonversi dengan bantuan enzim fosfotriosa isomerase. Glikolisis berlangsung melalui oksidasi gliseraldehid 3-fosfat menjadi 1,3 bisfosfogliserat, dan karena aktivitas enzim fosfotriosa isomerase, senyawa dihidroksiaseton fosfat dioksidasi menjadi 1,3 bisfosfogliserat juga. Enzim yang bertanggung jawab adalah gliseraldehid 3-fosfat dehidrogenase, yang merupakan enzim yang bergantung pada NAD. Enzim ini mempunyai rumus bangun yang terdiri atas 4 polipeptida identik. Dimana setiap polipeptida terdapat gugus –SH. Mula-mula substrat akan bergabung dengan gugus –SH ini sehingga terbentuk senyawa tiohemiasetal yang dikeluarkan dalam reaksi ini ke NAD+. Melalui fosforilasi terbentuk 1,3 bisfosfogliserat yang akan dikatalisis oleh enzim fosfogliserat kinase menjadi senyawa 3-fosfogliserat. Karena setiap molekul glukosa yang mengalami glikolisis menghasilkan 2 molekul triosa fosfat, maka akan dihasilkan 2 molekul ATP per molekul glukosa, Senyawa 3-fosfogliserat diubah menjadi 2-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat mutase. Kemudian 2-fosfogliserat dikatalisis oleh enzim enolase dan melibatkan dehidrasi serta pendistribusian energi di dalam molekul, terbentuklah fosfoenolpiruvat. Fosfat berenergi tinggi pada fosfoenolpiruvat dipindah ke ADP oleh enzim piruvat kinase. Status redoks jaringan menentukan lintasan mana yang akan diikuti. Jika keadaan bersifat anaerob, reoksidasi NADH melalui pemindahan sejumlah unsur ekuivalen pereduksi melalui rantai respirasi oksigen akan dicegah. Piruvat direduksi oleh NADH menjadi laktat oleh enzim laktat dehidrogenase. Dalam keadaan aerob, piruvat diambil oleh mitokondria, dikonversi menjadi Asetil ko-A, akan dioksidasi menjadi karbondioksida lewat siklus krebs. - keterangan : meskipun kebanyakan reaksi glikolisis bersifat reversibel tapi tiga diantaranya merupakan reaksi irreversibel. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim heksokinase, fosfofruktokinase, dan piruvat kinase. Tahap persiapan • Memerlukan 2 molekul ATP • Memecah gula heksosa menjadi molekul 2 triose fosfat Tahap pengembalian / pay off • 4 ATP • 2 molekul piruvat • 2 molekul NADH + H Oksidasi sempurna glukosa melibatkan rx • Glikolisis, menghasilkan 8 ATP • Dekarboksilasi oksidatif piruvat, 6 ATP • Siklus Krebs, 24 ATP • Fosforilasi Oksidatif dan RR Total ATP = 38 ATP (Aerob) Total ATP an aerob = 2 ATP Intermediary metabolism, emphasizing pathways in carbohydrate biosynthesis. GLIKOGENESIS Glikogenesis merupakan proses pembentukan glikogen dari glukosa Keterangan : Glukosa akan mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim heksokinase di otot dan glukokinase di hati. Glukosa 6-fosfat akan diubah menjadi glukosa 1-fosfat yang dikatalisis oleh enzim fosfoglukomutase. Selanjutnya, senyawa glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) yang dikatalisis oleh enzim UDPGIc pirofosforilase membentuk nukleotida aktif uridin difosfat glukosa (UDOGIc). Hidrolisis pirofosfat inorganik berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik akan menarik reaksi ke arah kanan persamaan reaksi. Dengan kerja enzim glikogen sintase, atom C1 pada glukosa yang diaktifkan UDPGIc membentuk ikatan dengan C4, sehingga membebaskan uridin difosfat. Molekul glikogen yang sudah ada sebelumnya atau glikogen primer harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin. Keterangan : Ikatan lurus : 1 – 4 Ikatan Cabang : 1 - 6 Glukosa sisa disimpan dalam bentuk glikogen. Sebelumnya sudah ada glikogen primer, jadi glukosa hanya menambahkan cabang-cabangnya jika sudah berjumlah delapan. 1 – 4, maksudnya glukosa akan berikatan pada atom C no.1 dan atom C no.4 Glikogen disimpan di hepar dan otot. Insulin memacu pembentukan glikogen. Selain itu juga berperan menghambat CAMP, CAMP menghambat glikogenesis ( sintesis glikogen ) Table of Glycogen Storage Diseases TYPE ENZYM ORGAN MANIFESTASI Type 0 glycogen synthase liver hypoglycemia, early death, hyperketonia Type Ia: von Gierke's glucose-6-phosphatase liver hepatomegaly, kidney failure, thrombocyte dysfunction Type IIIa: Cori's or Forbe's liver and muscle debranching enzyme liver, skeletal and cardiac muscle infant hepatomegaly, myopathy Type IV: Anderson's branching enzyme liver, muscle hepatosplenomegaly, cirrhosis GLUKONEOGENESIS Glukoneogenesis merupakan pembentukan glukosa dari bahan bukan karbohidrat. Yaitu dari -Gliserol, -Laktat, -Asam-asam amino glukogenik, dan -Propionat (khusus Propionat untuk hewan memamah biak) Glukoneogenesis terjadi jika intake karbohidrat rendah Glukoneogenesis memenuhi kebutuhan tubuh akan gllukosa pada saat karbohidrat tidak tersedia dalam jumlah yang cukup pada makanan. Pasokan glukosa terus menerus diperlukan untuk sumber energi, khususnya bagi sistem saraf dan eritrosit. Selain itu, mekanisme glukoneogenik dipakai untuk membersihkan berbagai produk metabolisme ringan, misalnya, laktat yang dihasilkan oleh otot dan eritrosit, gliserol yang diproduksi oleh kelenjar adiposa. Enzim kunci Glukoneogenesis : 1. Piruvat -- > oksalat ( oleh enzim Piruvat karboksilase ) 2. oksalo  PEP ( enzim PEP karbisikinase ) 3. Fruktosa 1,6 bifosfat  Fruktosa 1,6 fosfat ( enzim Fruktosa-1,6-bifosfatase) 4. Glukosa 6 fosfat -- > Glukosa (enzim Glukosa-1,6-fosfatase) GLUKONEOGENESIS, HUBUNGAN DENGAN SIKLUS KREBS DAN GLIKOLISIS Keterangan : Karena glukolisis dan glukoneogenesis menggunakan lintasan yang sama tapi bekerja dengan arah yang berlawanan, maka aktivitas keduanya harus diatur secara timbal-balik. Cara ini dicapai melalui 3 mekanisme utama yang mempengaruhi aktivitas enzim-enzim yang penting, yaitu induksi atau represi sintesis enzim, modifikasi kovalen oleh fosforilasi yang reversible dan efek alosteri. glukoneogenesis - Universal ditemukan di hewan, tumbuhan , fungi dan mikroorganisme lainnya - 10 tahap reaksi, dan 7 diantaranya merupakan kebalikan glikolisis JALUR PENTOSA PHOSFAT ( HEKSOSA MONO FOSFAT SHUNT ) - merupakan jalur simpang dari Glukosa Fase Oksidatif Jalur Pentosa Phosphat Tujuan : - membebaskan NADPH ( untuk metabolisme lemak ) - menghasilkan O2 Gambar : Fase Oksidatif Jalur Pentosa Phosphat Tujuan : sintesis RNA maupun DNA, melalui Ribosa 5-fosfat Gambar : Glukogenolisis merupakan proses pengubahan Glikogen menjadi glukosa ( saat kekurangan glukosa )

Kandungan Gizi yang Diperlukan Lansia


  1. 1. Karbohidrat
    Fungsi karbohidrat adalah penyedia energi. Pada lansia konsumsi gula dibatasi karena:
    a. Gula tidak mengandung gizi kecuali zat tenaga. Sedangkan pada lansia konsumsi zat zat gizi lain seperti vitamin, protein dan mineral diutamakan untuk mencegah proses penurunan fungsi tubuh.
    b. Gula cepat diserap (absorpsi) sehingga mengakibatkan perubahan kadar gula darah dan memungkinkan terjadinya obesitas (kegemukan) dan diabetes.
    Makanan yang boleh: Beras, kentang, singkong, terigu, gula yang diolah tanpa garam seperti macaroni, mie, biscuit dll.
    Makanan yang tidak boleh: Roti, biscuit dan kue yang dimasak dengan garam dapur.

    2. Protein
    Fungsi dari protein sebagai zat pembangun dari sel tubuh.
    Pada lansia sebaiknya memilih daging unggas-unggasan daripada daging sapi atau kambing dan hendaknya tidak makan lebih dari 2 potong daging pada sehari.
    Makanan yang boleh: daging, ikan telur dan susu, semua kacang-kacangan dan sayuran.
    Makanan yang tidak boleh: ikan asin, keju, kornet, ebi, telur asam, pindang, dendeng, udang, kacang tanah dan sayuran yang dimasak/ diawetkan dengan garam dapur.
    3. Lemak
    Lemak berfungsi sebagai pelarut vitamin A,D,E dan K, membentuk tekstur makanan dan memberi rasa kenyang yang lama. Lemak juga berfungsi sebagai cadangan energi.
    Pada lansia lemak sebaiknya dibatasi , mengingat:
    a. Berkurangnya aktifitas tubuh sehingga kebutuhan energi juga menurun.
    b. Berkurangnya produksi enzim mengakibatkan pencernaan lemak tidak sempurna, s3ehingga membebani usus dan lambung yang akan mengakibatkan gangguan pada usus.
    c. Lemak dengan kandungan asam lemak jenuh yang tinggi memicu penyakit jantung dan pembuluh darah.
    d. Kelebihan lemak akan disimpan sebagai cadangan energi dalam bentuk timbunan lemak yang menyebabkan kegemukan.
    e. cenderung mengakibatkan kanker usus.
    f. Makanan yang boleh: minyak margarine dan mentega tanpa garam.
    g. Makanan yang tidak boleh: margarine dan mentega biasa

    4. Vitamin
    Fungsi dari vitamin yaitu untuk mempercepat metbolisme, mempertahankan fungsi jaringan tubuh dan mempengaruhi pertumbuhan dan pembentukan jaringan.
    Pada lansia vitamin sangat penting, terutama vitamin B1 agar tubuh selalu bugar. Contoh makanan: beras merah
    Makanan yang boleh: semua buah yang tidak diawtkan garam/ soda, air putih.
    Makanan yang tidak boleh: durian, buah-buahan yang diawtkan oleh garam dan soda, kopi dan coklat.


    5. Mineral dan Air
    Fungsi dari mineral yaitu pembentukan jaringan tubuh, memelihara keseimbangan asam basa dll.
    Pada lansia, kalsium sangat penting karena , terutama lansia wanita mudah terjadi ostoporosis akibat menopause. Contoh makanan yang tingggi kalsium adalah susu, ikan yang dimakan dengan tulangnya, sayuran hijau, kedelai dan rumput laut.
    Lansia hendaknya minum 6-8 gelas sehari mengingat fungsi ginjal menurun dan melancarkan BAB.
    Lansia hendaknya mengurangi natrium dengan cara membatasi garam dapur.
    6. Serat
    Serat tidak dapat dicerna, maka serat tidak mengandung gizi tetapi tetap dibutuhkan untuk mencegah sembelit, wasir, kanker usus, penyakit jantung dan kegemukan bila kekurangan serat.
    Serat ada 2 jenis:
    a. Larut dalam air yang berfungsi mengikat kolesterol
    b. Tdak larut dalam air yang berfungsi melancarkan BAB.

    B. Petunjuk Penggunaan Garam untuk Penderita hipertensi
    Untuk penderita hipertensi terdapat 3 diet:
    a. Diet rendah garam 1 : untuk penderita hipertensi berat dianjurkan untuk tidak menambahkan garam dapur dalam makanan.
    b. Diet rendah garam II: Ditujukan untuk penderita hipertensi sedang (100-114 mmHg). Garam dianjurkan ¼ sendok the garam dapur.
    c. Diet rendah garam III: Ditujukan untuk penderita hipertensi ringan (diastole kurang dari 100 mmHg), garam dapur dianjurkan ½ sendok teh.

    C. TIPS Pemberian Makanan Bagi lansia Dengan Hipertensi
    a. Hendaknya lansia makan dengan porsi kecil tapi sering
    b. Makanlah makanan yang mudah dicerna
    c. Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, goring-gorengan dll.
    d. Makan makanan yang lembek untuk lansia yang kondisi giginya kurang baik.