Kata Pengantar
Segala
puji hanyalah patut tercurah bagi Allah Swt yang telah memberikan rahmatnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat. Dan tak lupa
penulis ucapkan beribu-ribu terima kasih kepada Bapak Soewardana Akbar yang
telah memberikan saran dan kritikannya sehingga makalah ini dapat diselesaikan
untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Tekhnologi Pangan. Penulis haturkan
ribuan terima kasih juga atas setiap komponen yang mendukung terselesaikannya
makalah ini dan penulis juga menghaturkan ribuan maaf atas setiap kesalahan
dalam makalah ini, sebagai kontribusi untuk penulis, sangat diharapkan kritik
dan saran yang membangun guna pembetulan kesalahan.
Makalah
ini penulis rangkai guna berbagai pengetahuan sehingga kita sama-sama tahu bagaimana
proses pembuatan keju. Makalah ini mengangkat pembahasan tentang “Fermentasi
Keju”. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri
dalam menambah ilmu pengetahuan.
Jambi, April 2011
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar
........................................................................................ 1
Daftar Isi
..................................................................................................
2
BAB I. PENDAHULUAN
....................................................................... 3
A.
Latar Belakang
...............................................................................
3
B.
Perumusan Masalah ....................................................................... 3
C.
Tujuan .............................................................................................
3
BAB II. PEMBAHASAN
........................................................................ 4
A.
Keju
..................................................................................................
4
B.
Tahap Pembuatan
Keju ................................................................. 5
BAB III.
PENUTUP.................................................................................
8
Daftar Pustaka
........................................................................................
9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada Mata Kuliah Tekhnologi Pangan, mempelajari proses Fermentasi. Pembuatan tempe dan tape (baik tape ketan maupun tape singkong atau peuyeum) adalah proses fermentasi yang sangat dikenal di Indonesia. Proses fermentasi menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat berguna, mulai dari makanan sampai obat-obatan. Kemudian salah satu produk makanan yang juga hasil dari fermentasi adalah keju. Keju (diambil dari bahasa Portugis queijo) adalah makanan padat yang dibuat dari susu sapi, kambing, domba, dan mamalia lainnya. Keju dibentuk dari susu dengan menghilangkan kandungan airnya dengan menggunakan kombinasi rennet dan pengasaman.
Pada Mata Kuliah Tekhnologi Pangan, mempelajari proses Fermentasi. Pembuatan tempe dan tape (baik tape ketan maupun tape singkong atau peuyeum) adalah proses fermentasi yang sangat dikenal di Indonesia. Proses fermentasi menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat berguna, mulai dari makanan sampai obat-obatan. Kemudian salah satu produk makanan yang juga hasil dari fermentasi adalah keju. Keju (diambil dari bahasa Portugis queijo) adalah makanan padat yang dibuat dari susu sapi, kambing, domba, dan mamalia lainnya. Keju dibentuk dari susu dengan menghilangkan kandungan airnya dengan menggunakan kombinasi rennet dan pengasaman.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
Bagaimana Proses Penolahan Keju dan Bagaimana Proses Fermentasinya!
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
Bagaimana Proses Penolahan Keju dan Bagaimana Proses Fermentasinya!
C.
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah untuk mengetahui proses pengolahan keju.
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah untuk mengetahui proses pengolahan keju.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keju
Keju sudah diproduksi sejak zaman prasejarah walaupun tidak ada bukti pasti kapan
pembuatan keju pertama kali dilakukan. Masyarakat prasejarah mulai meninggalkan
gaya hidup nomaden dan beralih menjadi beternak kambing, domba
maupun sapi. Karena kebersihan yang kurang, terkena sinar matahari secara
langsung atau terkena panas dari api maka susu dalam bejana tersebut menjadi
asam dan kental. Setelah dicoba ternyata susu tersebut masih dapat dimakan, dan
itulah pertama kalinya manusia menemukan keju krim asam (sour cream cheese).
Keju krim manis (sweet cream cheese)
juga ditemukan secara kebetulan. Sebuah legenda yang menceritakan bahwa beberapa pemburu
yang membunuh seekor anak sapi, kemudian membuka perutnya dan menemukan sesuatu
berwarna putih yang memiliki rasa yang enak. Adanya enzim rennet di dalam perut
sapi menyebabkan susunya menjadi kental, sehingga menjadi apa yang kita sebut
keju saat ini. Cerita lainnya mengatakan bahwa keju ditemukan pertama kali di
Timur Tengah oleh seorang pengembara dari Arab. Pengembara tersebut melakukan perjalanan di
padang gurun mengendarai kuda dengan membawa susu di pelananya. Setelah
beberapa lama, susu tersebut telah berubah menjadi air yang pucat dan
gumpalan-gumpalan putih. Karena pelana penyimpan susu terbuat dari perut
binatang (sapi, kambing ataupun domba) yang mengandung rennet, maka kombinasi
dari rennet, cuaca yang panas dan guncangan-guncangan ketika mengendarai kuda
telah mengubah susu menjadi keju, dan setelah itu orang-orang mulai menggunakan
enzim dari perut binatang untuk membuat keju.
Keju
merupakan suatu produk pangan yang berasal dari hasil penggumpalan (koagulasi)
dari protein susu. Susu yang digunakan untuk pembuatan keju adalah susu sapi
walaupun susu dari hewan lain juga dapat digunakan. Selain dari kasein(protein
susu), komponen susu lainnya seperti lemak, mineral-mineral dan vitamin-vitamin
yang larut dalam lemak juga terbawa dalam gumpalan partikel-partikel kasein.
Sedangkan komponen-komponen susu yang larut dalam air tertinggal dalam larutan
sisa dari hasil penggumpalan kasein yang disebut whey.
Dewasa
ini, terdapat berbagai macam dan jenis keju, tergantung dimana keju tersebut
dibuat, jenis susu yang digunakan, metode pembuatannya dan perlakuan yang
digunakan untuk proses pemeraman atau pematangannya. Cara yang umum digunakan
untuk mengklasifikasikan adalah berdasarkan tekstur dan proses pemeraman atau
pematangan. Berdasarkan teksturnya keju diklasifikasikan menjadi: keju sangat
keras, keju keras, keju semi keras dan keju lunak. Berdasarkan pemeramannya
keju di bagi menjadi dua yaitu keju peram dan keju tanpa peram. Keju peram
sendiri di bagi menjadi keju di peram dengan bakteri dan keju diperam dengan
kapang.
Oleh
karena terdapat berbagai jenis keju tahap-tahap terperinci dalam proses
pembuatannya juga sangat bervariasi. Tahap-tahap yang terpenting dalam proses
pembuatan keju adalah: pasteurisasi, penggumpalan kasein(protein susu),
pemisahan whey, pencetakan dan pengepresan serta pemeraman.
Pemeraman
keju dilakukan dengan cara menyimpan keju yang telah dilapisi dengan parafin
pada suhu 2-15 C dengan kelembapan sekitar 70-80% selama 3-7 bulan. Semakin
lama pemeraman dilakukan, semakin kuat cita rasa keju yang terbentuk.
Selama
pemeraman, keju mengalami berbagai perubahan yang membuntuk cita rasa, aroma
dan teksturnya yang spesifik. Perubahan-perubahan yang terjadi adalah sebagai
berikut:
·
Pemecahan
protein menjadi peptida dan asam amino yang lebih sederhana.
·
Pemecahan lemak
menjadi berbagai asam lemak yang mudah menguap seperti asam asetat dan
propionat.
·
Pemecahan
laktosa, sitrat dan senyawa-senyawa organik lainnya menjadi bermacam-macam
asam, ester, alkohol dan senyawa-senyawa pembuntuk flavor dan aroma yang mudah
menguap.
Perubahan-perubahan
tersebut disebabkan oleh bermacam-macam enzim yang ada dalam renin, dan oleh
bakteri, jamur dan ragi yang tumbuh di dalam atau pada keju. Perlakuan yang
diberikan pada tahu susu sebelum pematangan dan lingkungan dimana keju itu disimpan,
mempengaruhi atau menentukan perubahan-perubahan yang terjadi. Beberapa jenis
keju diinokulasikan dengan jasad renik penghasil cita rasa dan sifat-sifat lain
yang khas. Misalnya keju requefort ditambahkan spora jamur Penicillium
requefortii dan waktu untuk 15 C. Dalam pemeraman keju camembert digunakan
Penicillium camembertii dan dalam pemeraman keju Swiss diperlukan bakteri
Propionibacterium shermanii.
B. Tahap-tahap
Pembuatan Keju
1.
Pembuatan
Starter Keju
a.
Masukkan
500ml susu segar ke dalam gelas erlenmeyer, lalu tutup rapat dengan kapas.
b.
Panaskan
susu segar tersebut pada butir a dalam autoclav pada suhu 250 F (121 C) selama
15 menit.
c.
Setelah
dingin, tambahkan bubuk starter keju sebanyak 0,1% berat per volume, lalu aduk
dengan pengaduk steril sampai homogen.
d.
Peram di
dalam inkubator pada suhu 30 C selama 24 sampai 48 jam.
e.
Starter
yang dihasilkan pada butir disebut starter induk yang harus disimpan di lemari
pendingin pada suhu 30 C.
f.
Apabila
akan di gunakan untuk pembekuan keju, starter induk pada butir e harus
diperbarui kembali dengan cara yang sama seperti pembuatan starter induk.
2.
Penentuan
Dosis Rennet
a.
Apabila
rennet berbentuk tepung atau tablet, larutkan dalam sejumlah tertentu air
destilata sesuai petunjuk.
b.
Apabila
rennet berbentuk cairan, lakukan pengenceran seperlunya.
c.
Masukkan
100ml susu segar ke dalam gelas piala.
d.
Panaskan
dengan api kecil sampai mencapai suhu 35 C.
e.
Tambahkan
1 ml larutan rennet yang telah dipersiapkan kedalamnya dan segera aduk sampai
homogen. Catat waktunya pada waktu menambahkan larutan rennet.
f.
Gerakkan
sepotong lidi halus secara perlahan-lahan dalam susu tersebut pada butir e.
g.
Rasakan
adanya kesukaran untuk menggerakkan lidi dalam susu tersebut pada butir e.
Catat waktunya pertama kali terasa kesukaran menggerakkan lidi dalam susu
tersebut pada butir e.
h.
Hitung
lamanya antara waktu penambahan larutan rennet ke dalam susu dengan waktu
pertama kali terasa kesukaran menggerakkan lidi dalam susu.
i.
Hitung
dosis penambahan larutan rennet, sebagai berikut:
Dengan keterangan :
100 : adalah 100 ml
volume susu yang digunakan untuk pengujian
10 : adalah 10 menit
lamanya waktu yang diharapkan terjadinya koagulasi atau penggumpalan protein
kasein susu
1 : adalah 1 ml
larutan rennet yang ditambahkan ke dalam 100 ml susu untuk pengujian
t : adalah lamanya
antara waktu penambahan rennet ke dalam susu dengan waktu pertama kali terasa
kesukaran menggerakkan lidi dalam susu
X : adalah volume
susu (ml) yang dapat dikoagulasikan atau digumpalkan oleh 1 ml larutan rennet
dalam waktu 10 menit.
3.
Cara
Pembuatan Keju
a.
Pasteurisasi
susu yang akan diolah pada butir 2 pada suhu 65 C selama 15 menit.
b.
Setelah
pasteurisasi, dinginkan susu sampai suhu 40 C.
c.
Tambahkan
kalsium khlorida 25% sebanyak 2 ml per liter susu yang diolah dan larutan
rennet sebanyak sesuai dengan hasil pengujian aktifitas rennet, aduk dan
diamkan sampai terjadi koagulasi atau penggumpalan tahu susu dengan sempurna
dalam waktu 10-15 menit.
d.
Potong-potong
gumpalan tahu susu yang terbentuk dengan ukuran 3 x 3 cm dengan menggunakan
pisau tangkai panjang.
e.
Panaskan
kembali tahu susu yang telah dipotong-potong pada butir d sampai temperatur 40
C agar cairan whey keluar sempurna.
f.
Persiapkan
alat cetakan keju, lapisi dasarnya dengan kain penyaring, lalu tuangkan tahu
susu ke dalam cetakan keju tersebut dan kemudian tekan selama 2-3 jam sampai
sisa wheynya keluar seperi cetakan keju yang digunakan.
g.
Rendam
keju yang terbentuk dalam larutan garam jenuh selama 12-24 jam.
h.
Setelah
perendaman dalam larutan garam, angin-anginkan pada suhu kamar selama 1 hari
sampi terbentuk kulit pada permukaannya.
i.
Setelah
kulit terbentuk, lapisi permukaan dengan parafin dengan cara mencelupkan ke
dalam parafin cair.
j.
Setelah
dilapisi parafin, peram keju tersebut pada suhu 3-4 C, kelembapan relatif
70-75% selama 6 bulan.
Contoh sebuah tong keju konvensional pada tahapan-tahapan yang
berbeda :
A : selama pengadukan
B : selama pemotongan
C : selama pengeringan whey
D : selama pengepresan/penekanan
Sumber : Dairy Processing Handbook , Tetrapak Swedia
BAB
III
PENUTUPAN
Kesimpulan:
Kesimpulan dari makalah ini adalah keju merupakan
bahan makanan hasil fermentasi dari susu. Umumnya susu sapi yang di pakai,
tetapi bisa juga menggunakan susu hewan lainnya seperti domba dan kerbau. Di
mana fermentasi tersebut membutuhkan jasad renik berupa bakteri dan juga
kapang.
Saran:
Sebaiknya hati-hati dalam membeli keju, dan
periksalah labelnya, halal dan haramnya.
Daftar
Pustaka
1. Anonym, Fermentasi. Didownload dari http://wapedia.mobi/id/, pada
tanggal 22 Februari 2009.
2. Administrator. Keju Lezat dan Halal didownload dari www.google.com, Jumat, 13 Pebruari 2009
3. Yanti, Keju A-Z. didownload dari www.jalankenangan.net, pada tanggal 25 Februari 2009.
4. Anonym, Penicillium roqueforti. Didownload dari www.en.wikipedia.org. pada tanggal 25 Februari 2009.
5. Boysen M, Skouboe P, Frisvad J, Rossen L (March 1996). "Reclassification of the Penicillium roqueforti group into three species on the basis of molecular genetic and biochemical profiles". Microbiology (Reading, Engl.) 142 ( Pt 3): 541–9
2. Administrator. Keju Lezat dan Halal didownload dari www.google.com, Jumat, 13 Pebruari 2009
3. Yanti, Keju A-Z. didownload dari www.jalankenangan.net, pada tanggal 25 Februari 2009.
4. Anonym, Penicillium roqueforti. Didownload dari www.en.wikipedia.org. pada tanggal 25 Februari 2009.
5. Boysen M, Skouboe P, Frisvad J, Rossen L (March 1996). "Reclassification of the Penicillium roqueforti group into three species on the basis of molecular genetic and biochemical profiles". Microbiology (Reading, Engl.) 142 ( Pt 3): 541–9