Berbagai macam bahan pangan dapat digunakan sebagai pengemas.
Namun Dalam membuat pengemas, kita harus memperhatikan syarat bahan yang dapat digunakan
sebagai pengemas, seperti :
Ø Memiliki Permeabilitas ( kemampuan melewatkan ) udara yang sesuai dengan
jenis bahan pangan yang akan dikemas.
Ø Harus bersifat tidak beracun dan Inert (Tidak bereaksi dengan bahan
pangan)
Ø Harus kedap air
Ø Tahan panas
Ø Mudah dikerjakan secara masinal
Ø Harganya relatif murah
Pada saat ini makin banyak jenis pengemas yang digunakan. Pembuatan
kemasan pangan harus mempertimbangkan dari segi keamanan pangan dengan memenuhi
syarat sebagai bahan yang layak digunakan sebagai pengemas. Dari berbagai jenis
pengemas mempunyai kelemahan dan kelebihan masning-masing. Sehingga kita harus
menyesuaikan antara bahan makanan dengan jenis bahan yang akan digunakan sebagai
pengemas, untuk meminimalkan efek yang mungkin akan ditimbulkan dari interaksi
antara bahan makanan dengan pengemas.
Banyak bahan pangan yang menggunakan pengemas dengan bahan utama
logam dengan pertimbangan lebih tahan lama dibandingkan dengan pengemas yang
terbuat dari bahan plastik maupun kertas.
Namun dibalik dari manfaatnya ternyata juga mempunyai
kekurangan. Logam berat yang terkandung dalam pengemas dapat berpindah ke makanan.
Perpindahan bahan Toksik dari kaleng pengemas bisa terjadi.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya Korosif
adalah Asam Organik, Nitrat, Oxidizing agent, penyimpanan, suhu, kelembaban dan
ada tidaknya bahan pelapis kaleng. Keracunan yang diakibatkan logam-logam ini
dapat berupa keracunan ringan atau berat seperti mual-mual, muntah, pusing dan
keluarnya keringat dingin yang berlebihan. Oleh karena itu, pengemasan bahan
pangan harus dilakukan secara hati-hati.
Pengemasan makanan dengan menggunakan kertas koran bekas kurang
baik karena memungkinkan terjadinya Migrasi logam berat terutama Pb dari tinta
pada kertas koran ke makanan. Padahal Mineral Pb merupakan salah satu logam
yang dibutuhkan tubuh, sehingga jika terakumulasi dalam tubuh akan dapat
mengakibatkan penyakit.
Sering kita melihat dan menggunakan bahan pengemas yang
terbuat dari plastik. Walaupun bahan plastik terlihat aman namun sebetulnya
pengemas plastik juga mempunyai resiko penggunaan. Seperti semakin tinggi suhu
maka semakin banyak monomer plastik yang termigrasi kedalam bahan yang dikemas.
Oleh karena itu perlu penetapan tanggal kadaluarsa pada bahan yang dikemas
dengan kemasan plastik.
Pengemasan makanan dengan bahan yang memiliki aroma kuat,
seperti PVC (Poly Vinyl Chloride) dan Styrofoam, memungkinkan terjadinya
migrasi Arsen ke makanan. Penggunaan Styrofoam dalam pengemasan pangan sampai
sekarang masih merupakan suatu kontroversi yang masih diperdebatkan. Satu pihak
masih membolehkan penggunaan Styrofoam dilain pihak berusaha untuk menolak
penggunaan Styrofoam. Oleh karena itu, dalam penggunaan pengemas Styrofoam
lebih baik.
BAHAN KEMASAN MAKANAN
Setiap bahan makanan mempunyai daya tahan yang terbatas
sebelum ia mengalami proses. Salah satu cara yang dilakukan adalah melalui
proses pengemasan. Terdapat berbagai bahan/material yang dapat digunakan
sebagai kemasan makanan. Penggunaan material yang tepat dapat mempertahankan
usia pakai dari bahan makanan, namun penggunaan materil yang salah juga dapat
mempercepat usia pakai dari makanan tersebut, bahkan dapat menimbulkan bahaya
kesehatan bagi konsumen makanan. Berbagai jenis bahan kemasan makanan antara
lain :
KALENG
Kaleng dapat dipergunakan sebagai bahan pengemas makanan yang
aman, selama kaleng tersebut tidak berkarat, tidak penyok dan tidak bocor.
Apabila kita mengkonsumsi makanan yang
ada dalam kaleng ini, maka perlu dilakukan pemanasan ulang. Yakni kurang lebih
15 menit untuk menghindarkan adanya bahaya E-Coli
yang sangat mematikan.
GELAS
Gelas merupakan bahan pengemas yang aman. Gelas banyak
digunakan untuk mengemas minuman ataupun makanan yang telah diproses melalui
proses fermentasi seperti acar, taoco, kecap dan lain-lain.
KERTAS
Kertas paling banyak digunakan untuk makanan dari makanan
gorengan sampai makanan yang memerlukan penyimpanan lama seperti the celup dan
lain-lain. Beberapa jenis kertas yang sering digunakan adalah kertas Koran,
kertas nasi yang dilapisi plastic serta kertas yang telah mengalami pemutihan.
Kertas yang biasa dipakai untuk mengemas gorengan biasanya
digunakan kertas Koran. Secara tida sadar kertas koran ini mengandung tinta
yang bersifat larut. Padahal tinta tersebut banyak megandung Timbal (Pb) yang
sangat bahaya bagi kesehatan.
Bila timbal tersebut terakumulasi dalam tubuh maka akan menyebabkan
gangguan saraf dan bahakan dapat menyebabkna kanker. Pada suatu penelitian,
wanita hamil yang banyak terakumulasi timbal ini akan menyebabkan cacat bawaan
pada janin dan merusak otak sehingga akan mempunyai kecerdasan yang rendah.
Pada laki-laki, timbale akan menyebabkan penurunan kualitas
sperma sehingga dapat menyebabkna kemandulan.
Kertas yang telah diputihkan sering digunakan sebagai
pembugkus teh celup. Kertas ini berbahaya karena sudah ditambahkan bahan
pemutih (Chlorine). Bila terkena sushu tinggi akan meghasilkan dioksin, suatu
senyawa racun yang berbahaya bagi kesehatan kita. Tahun 1998 WHO menetapkan
ambang batas aman konsumsu dioksin, yaitu 1-4 pikogram (sepertriliun gram)
dioksin per-kilogram berat badan.
Dalam jumlah sedikit saja sudah sangat berbahaya, apalagi
dalam jumlah besar maka dioksin akan bersifat karsiogenik (menyebabkna kanker).
Konsentrasi lebih tinggi lagi akan menyebabkan penyakit kulit cloracne (jerawat
yang parah disertai dengan erupsi kulit dan kista).
Selain itu dioksin juga akan menyebabkan penurunan hormone
reproduksi pria hingga 50% dan menyebabkan kanker prostate dan kanker testis.
Pada wanita dioksin akan menyebabkan kanker payudara dan
endometriosis, yakni jaringan selaput lendir rahim yang berfungsi tumbuh diluar
rongga rahim. Oleh karena itu untuk menghindarkan hal-hal diatas bila tidak
terpaksa gunakan the (teh tubruk) secara langsung, dan gunakan pembungkus yang
aman seperti daun pisang dan aluminium foil.
PLASTIK
Bahan pengemas yang mudah didapat dan sangat fleksibel
penggunaannya adalah plastik. Selain untuk mengemas langsung bahan makanan,
seringkali digunakan sebagai pelapis kertas.
Plastik yang dikenal adalah Polyethylene, Polypropylene, Poly
Vinyl Chlorida (PVC), dan Vinylidene Chloride Resin. Secara umu plastik
tersusun dari polimer yaitu rantai panjang dan satuan-satuan yang lebih kecil
yang disebut monomer. Polimer ini dapat masuk dalam tubuh manusia karena
bersifat tidak larut, sehingga bila terjadi akumulasi dalam tubuh akan
menyebabkan kanker.
Masing-masing jenis plastik mempunyai tingkat bahaya yang
berbeda tergantung dan bahan kimia penyusunnya, jenis makanan yang dibungkus
(asam, berlemak), lama kontak dan suhu makanan saat disimpan. Semakin tinggi
suhu makanan yang dimasukkan dalam plastik ini maka semakin cepat terjadinya
perpindahan.
Hal ini ditandai dengan menjadi melemasnya plastik pembungkus
tersebut (untuk membungkus mie ayam, bakso panas, dll).
Sayur bersantan, susu dan buah-buahan yang mengandung asam
organik sebaiknya tidak dibungkus platik dalam keadaan panas, ataupun kalau
terpaksa jangan digunakan terlalu lama. Plastik ini boleh digunakan jika bahan
yang dimasukkan dalam keadaan dingin.
Dari beberapa jenis plastik diatas yang relatif lebih aman
digunakan untuk makanan adalah Polyethylene yang tampak bening dan Polypropylen
yang lebih lembut dan agak tebal.
Sedangkan Vinylidene Chloride Resin dan Poly Vynil Chlorida
(PVC) bila digunakan mengemas bahan yang panas akan tercemar dioksin, suatu
racun yang sangat berbahaya bagi manusia.
Dioksin ini bersifat larut dalam lemak, maka terakumulasi
dalam pangan yang relatif tinggi kadar lemaknya. Kandungan dioksin tersebar
(97,5%) kedalam produk pangan secara berurutan konsentrasinya yaitu daging,
produk susu, susu, unggas, daging babi, daging ikan dan telur. Oleh karena itu
penggunaan plastik ini sering digunakan sebagai pembungkus permen, pelapis
kertas nasi dan bahan penutup karena amat tipis dan transparan.
STYROFOAM
Yang sering dikenal sebagai gabus ini digunakan untuk
mengemas makanan instant, atau makanan siap saji. Wadah ini banyak disukai
karena ringan, tahan bocor dan dapat menahan panas sampai beberapa waktu. Namun
yang perlu diingat Styrofoam ini merupakan bahan yang terbuat dari foamed
Polistirenpolistiren. Yakni suatu jenis plastik yang mempunyai cirri ringan,
kaku, rapuh dan tembus cahaya.
Bahan ini kemudian dicampur dengan karet sintetis (butadiene)
sehingga warnanya menjadi putih susu. Agar lebih lentur dan awet, ditambahkan
zat plastizer seperti dioktiplatat (DOP) dan butil hidroksi toluene (BHT).
Kandungan zat pada proses terakhir inilah menurut penelitian kimia LIPI dapat
memicu timbulnya kanker dan penurunan daya piker anak.
Selain itu bila pengemas ini digunakan untuk mengemas makanan
bersuhu tinggi, maka kandungan kimianya dapat terurai dan masuk terakumulasi
dalam tubuh.
Ambang batas stiren didalam tubuh sangat sedikit, sehingga
bila melebihi batas maka akan mengakibatkan gangguan-gangguan saraf seperti
kelelahan, nervous, sulit tidur dan anemia serta kesuburan menurun.
Di Negara-negara maju seperti Jepang dan Negara Eropa
pengemas ini sudah dilaran, sedangkan di Cina masih menjadi polemic. Tidak
diperbolehkannya dipergunakan selain alas an yang berhubungan dengan
pemusnahannya yang sangat sulit membusuk.