Tepung Pisang
1. Pisang
Pisang
adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara
(termasuk
Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar),
Amerika
Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dengan Cau, di Jawa Tengah
dan Jawa
Timur dinamakan gedang.
Pemanfaatan
buah pisang sebagian besar masih dikonsumsi dalam bentuk segar,
sedangkan
penanganan pasca panen sebelumnya yang kurang baik, membuat pisang
menjadi
cepat busuk bila tidak cepat dikonsumsi. Salah satu jalan untuk mengatasinya
adalah
melakukan penanganan dan pengolahan buah pisang, sehingga menjadi produk
yang lebih
awet dan bernilai ekonomis yang tinggi, serta dengan mutu yang terjaga. Salah
satu
produk olahan pisang yang masih prospektif karena belum banyak persaingannya
adalah
tepung pisang. Industri tepung pisang diperkirakan akan mampu berkembang
dengan
baik, karena permintaan aneka tepaung sebagai bahan campuran dalam berbagai
produk
olahan seperti biskuit, makanan bayi, cookies, cake, dan produk bakeri semakin
meningkat.
Pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia juga menyebabkan semakin
tingginya permintaan atas
produk-produk olahan berbasis tepung tersebut.
2. Jenis dan Sifat Tepung Pisang
Tepung
pisang adalah salah satu cara pengawetan pisang dalam bentuk olahan. Cara
membuatnya
mudah, sehingga dapat diterapkan di daerah perkotaan maupun pedesaan.
Bentuk
lain, yang belum di olah menjadi tepung pisang adalah gaplek pisang. Selain
dapat
diolah
menjadi tepung pisang, gaplek pisang juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber
karbohidrat.
Selain
diolah menjadi tepung pisang, hasil olahan pisang lainnya antara lain : dari
pisang
mentah (tua) diolah menjadi gaplek, tepung dan keripik pisang; dan dari pisang
matang
atau lewat matang diolah menjadi anggur, alkohol, sale, jam, dodol, nektar,
pure dan saos pisang.
Pada
dasarnya semua jenis pisang dapat diolah menjadi tepung pisang, asal tingkat
ketuaanya
cukup. Tetapi sifat tepung pisang yang dihasilkan tidak sama untuk masingmasing
jenis
pisang. Pisang yang paling baik menghasilkan tepung pisang adalah pisang
kepok.
Tepung pisang yang dihasilkannya mempunyai warna yang lebih putih dibandingkan
dengan
yang dibuat dari pisang jenis lain. Kelemahannya adalah aroma pisangnya kurang
kuat.
Sifat-sifat fisik dan kandungan kimia tepung pisang dari berbagai varietas
pisang dapat
dilihat
pada Tabel 1. Sedangkan perbandingan komposisi kimia pisang segar, tepung
pisang,
beras dan kentang dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 1. Sifat fisik dan kimia tepung
pisang dari berbagai varietas pisang.
Varietas
|
Warna
|
Kadar Air
(%)
|
Kadar Asam
(%)
|
Karbohidrat
(%)
|
Kepok
|
Putih
|
6.08
|
1.85
|
76.42
|
Nangka
|
Putih Cokelat
|
6.09
|
0.85
|
79.84
|
Ambon
|
Putih Abu-abu
|
6.26
|
1.04
|
78.99
|
Raja Bulu
|
Putih Cokelat
|
6.24
|
0.84
|
76.47
|
Ketan
|
Putih Abu-abu
|
6.24
|
0.78
|
75.33
|
Lampung
|
Putih
|
8.39
|
0.49
|
70.10
|
Siam
|
Kuning Cokelat
|
7.62
|
1.00
|
77.13
|
Sumber : Murtiningsih dan Imam Muhajir
(1988)
Tabel 2. Perbandingan komposisi kimia
pisang segar, tepung pisang, beras dan kentang.
Komposisi
Kimia
|
Pisang Segar
|
Tepung Pisang
|
Beras
|
Kentang
|
Air (%)
|
70
|
3
|
12
|
78
|
Karbohidrat (%)
|
27
|
88.6
|
80.2
|
19
|
Serat Kasar (%)
|
0.5
|
2
|
0.3
|
0.4
|
Protein (%)
|
1.2
|
4.4
|
6.7
|
2
|
Lemak (%)
|
0.3
|
0.8
|
4
|
0.1
|
Abu (%)
|
0.9
|
3.2
|
0.5
|
1
|
β – karoten (ppm)
|
2.4
|
760
|
-
|
13
|
Kalori (kkal/100g)
|
104
|
340
|
363
|
82
|
Sumber: Suyanti Sutuhu dan Ahmad Supriadi (1995)
Tepung
pisang mempunyai rasa dan bau yang khas sehingga dapat digunakan pada
pengolahan
berbagai jenis makanan yang menggunakan tepung (tepung beras, terigu) di
dalamnya.
Dalam hal ini tepung pisang menggantikan sebagian atau seluruh tepung lainnya.
Jenis-jenis
makanan tersebut antara lain roti, cake/pancake, kue kering, kue lapis,
"awugawug" tepung pisang, puding dan makanan bayi/balita, kue pasir
dan lain-lain. Dalam
industri
tepung pisang banyak digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan
puding, makanan bayi, roti (terutama
di Ekuador) dan lain-lain.
3. Jenis Pisang
Klasifikasi
botani tanaman pisang adalah sebagai berikut:
• Divisi
: Spermatophyta
• Sub
divisi : Angiospermae
• Kelas
: Monocotyledonae
• Keluarga
: Musaceae
• Genus
: Musa
• Spesies
: Musa spp.
Jenis
pisang dibagi menjadi tiga:
1. Pisang
yang dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu M. paradisiaca var Sapientum,
M. nana
atau disebut juga M. cavendishii, M. sinensis. Misalnya pisang ambon,
susu,
raja, cavendish, barangan dan mas.
2. Pisang
yang dimakan setelah buahnya dimasak yaitu M. paradisiaca forma
typicaatau
disebut juga M. paradisiaca normalis. Misalnya pisang nangka, tanduk
dan kepok.
3. Pisang
berbiji yaitu M. brachycarpa yang di Indonesia dimanfaatkan daunnya.
Misalnya pisang batu dan klutuk.
4. Manfaat Pisang
Pisang
adalah buah yang sangat bergizi yang merupakan sumber vitamin, mineral
dan juga
karbohidrat. Pisang dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang dan tepung
pisang.
Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi
alkohol
dan asam cuka. Daun pisang dipakai sebagi pembungkus berbagai macam
makanan
trandisional Indonesia. Batang pisang abaca diolah menjadi serat untuk pakaian,
kertas
dsb. Batang pisang yang telah dipotong kecil dan daun pisang dapat dijadikan
makanan
ternak ruminansia (domba, kambing) pada saat musim kemarau dimana rumput
tidak/kurang
tersedia. Secara radisional, air umbi batang pisang kepok dimanfaatkan
sebagai
obat disentri dan pendarahan usus besar sedangkan air batang pisang digunakan
sebagai
obat sakit kencing dan penawar racun.
Buah
pisang sangat tinggi kandungan vitamin A-nya, yaitu sekitar 0,003-1,0
mg/100
gram, terutama pada pisang tanduk. Pisang juga merupakan sumber vitamin C;
kandungan
vitamin C pada pisang meja adalah sekitar 10 mg/100 gram sedangkan
pisang
olahan sekitar 20-25 mg/100 g.
Pisang
juga mengandung asam-asam yaitu meliputi asam malat, asam sitrat dan
asam
oksalat. Sewaktu pisang masih mentah asam organik utamanya adalah asam
oksalat,
tetapi setelah tua dan matang asam organik yang utama adalah asam malat.
Sementara
itu pH menurun dari 5,4 (mentah) menjadi 4,5 ketika pisang menjadi
matang.
Selain
berbagai vitamin tersebut diatas, dalam pisang juga terdapat senyawa amin
yang
bersifat fisiologis aktif dalam jumlah yang relatif besar yaitu seretonin 50
mikrogram/100
gram dan norepinephrine 100 mikrogram/100g. Secretonin dan
norepinephrine
merupakan dua jenis amin yang aktif sebagai neurotransmitter yang
berpengaruh
dalam kelancaran fungsi otak.
Kandungan
mineral yang menonjol pada pisang adalah kalium. Sebuah pisang
kira-kira
dapat menyumbang kalium sebesar 440 mg. Kalium berfungsi antara lain untuk
menjaga
keseimbangan air dalam tubuh, kesehatan jantung, menurunkan tekanan darah
dan membantu pengiriman oksigen
kedalam otak.
5. Proses Produksi Tepung Pisang
Tepung
pisang mudah dibuat dengan menggunakan peralatan yang sederhana.
Cara
pembuatan tepung pisang secara garis besar adalah sebagai berikut : sortasi
pisang
yaitu
memilih pisang dengan tingkat kematangan yang cocok untuk dibuat tepung,
pengupasan,
diiris tipis, atau disawut secara menual atau menggunakan alat, dijemur dan
dikeringkan
dengan menggunakan alat pengering dengan suhu 60oC
hingga kering (kadar
air
sekitar 7%), kemudian digiling dan dikemas dengan kantong plastik atau disimpan
dalam
toples atau kaleng yang ditutup rapat. Guna menghasilkan tepung pisang yang
baik,
sewut/irisan umbi sebelum dikeringkan direndam terlebih dahulu dengan
menggunakan
Natrium metabisulfit. Penyimpanan tepung pisang dapat dilakukan hingga
6 bulan.
Sedangkan rendemen tepung pisang dapat mencapai 20-30% tergantung dari
Varietasnya
Proses
produksi tepung pisang dijelaskan sebagai berikut :
a. Tepung
pisang dibuat dari pisang yang tua tapi belum masak. Tingkat ketuaan yang
dipilih
merupakan tingkat dimana kandungan patinya maksimum. Secara sederhana
dapat
dipilih tingkat ketuaan dimana dalam satu tandan ada 1 atau dua buah pisang
telah
masak.
b. Pisang
dilepas dari sisirnya, dicuci dan dikukus atau direbus atau dilayukan dengan
pemanasan
mengunakan api selama 10-15 menit. Pengukusan atau perebusan ini akan
mempermudah
pengupasan, mengurangi atau menghilangkan getah, dan memperbaiki
warna
gaplek dan tepung yang dihasilkan.
c. Setelah
dikupas, buah diiris tipis-tipis me- lintang atau menyerong (ketebalan irisan
0,25
- 0,75 cm)
dan direndam dalam larutan natrium metabisulfit (dapat dibeli di toko kimia)
2000 ppm
(2 gram natrium metabisulfit dalam 1 liter air) selama 5 - 10 menit. Tujuan
perendaman
dengan natrium metabisulfut adalah untuk mencegah pisang menjadi coklat
dan untuk
pengawetan.
d.
Kemudian irisan pisang ditiriskan dan dijemur atau dikeringkan dengan alat
pengering.
Pengering buatan dapat menggunakan suhu 60 - 75 oC
selama 6 - 8 jam.
Tanda
telah kering adalah jika gaplek pisang mudah dipatahkan ("getas").
Kadar air
yang
dicapai pada gaplek dan tepung pisang sekitar 6 - 10 %. Rendemen tepung
pisang
yang dihasilkan sekitar 20 - 30 %. Dengan rata-rata 25%.
e. Gaplek
pisang segera disimpan dalam kaleng, kantung plastik atau karung plastik
yang tidak
menyerap air. Untuk membuat tepung, gaplek digiling dengan alat
penggiling,
lalu diayak dan dikemas dalam kantung plastik.
f. Tepung pisang siap untuk diolah
menjadi berbagai macam makanan.
Keseimbangan
materi dalam proses produksi tepung pisang dapat dilihat pada
Gambar 1.
Skema Produksi Tepung
|
|||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||
|
|
||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||
|
|
||||||||||||||||||
|